Kelompok Wanita Tani 'Srikandi' di Pangandaran Produksi Pupuk Organik Berbahan Sampah

- 30 Oktober 2020, 13:27 WIB
Kelompok Tani Wanita Srikandi sedang memanen pupuk organik di Pangandaran.
Kelompok Tani Wanita Srikandi sedang memanen pupuk organik di Pangandaran. /Supri/


"Proses dan tahapan pengerjaannya masih dilakukan secara manual dan tradisional karena keterbatasan peralatan modern," katanya.

Baca Juga: Dalam Satu Malam, Kawanan Pencuri Membobol Lima Toko dan Apotek


Dijelaskan Iah Muslihah, hasil produksi pupuk organik dalam kurun 1 minggu sekitar 1 kwintal karena banyak pesanan dari luar anggota Kelompok, maka setiap produksi kuantitasnya terus ditambah,

Untuk harga penjualan ke anggota Kelompok pupuk organik dengan berat 20 kilogram seharga Rp20 ribu sedangkan keluar anggota Kelompok Rp25 ribu per 20 kilogram.


"Prosesnya sangat sederhana namun perlu telaten agar hasilnya maksimal," kata Muslihah.

Baca Juga: Ada Curug Niagara di Sumedang

Bahan dasar pupuk organik tersebut di antaranya, campuran sabut kelapa, kotoran hewan, daun, sampah sayuran, gula pasir dan M4.Campuran berbagai jenis bahan baku yang sudah diratakan disimpan dalam plastik diperlakukan permentasi selama 1 minggu.


Jika kondisi cuaca cerah dalam kurun waktu 1 minggu sudah jadi pupuk organik dan jika kondisi cuaca sedang musim hujan pupuk organik baru bisa dipanen setelah 2 minggu.

"Setelah tahap permentasi selesai selama 1 minggu lalu disaring menggunakan kawat ram untuk dilakukan pengayakan," jelasnya.

Agar rutinitas pembuatan pupuk organik berkesinambungan, para anggota Kelompok dianjurkan untuk menanam tanaman dirumahnya masing-masing seperti kangkung, terong, cabe dan jenis tumbuhan sayuran lainnya.

Halaman:

Editor: Ahmad Ramadan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x