PRIANGANTIMURNEWS- Tidak perlu orang yang pintar dan terdidik untuk bisa mengejek seseorang.
Kita pada dasarnya tidak sempurna. Jika benar-benar dicari, masing-masing kita akan memiliki sesuatu yang bisa direndahkan oleh orang lain.
Namun apa gunanya kita memikirkan hinaan yang pada dasarnya memang dilontarkan untuk menjatuhkan kita.
Jika seseorang memberikan kita segelas racun apakah kita wajib meminumnya? Kita tidak bisa mengendalikan perilaku orang yang menghina kita.
Baca Juga: Netizen Kagum Nagita Slavina Kelewat Cantik Pakai Jilbab
Mereka punya alasannya sendiri dan alasan itu tidaklah terlalu penting untuk kita ketahui.
Namun hal yang harus kita sadari adalah kata-kata yang keluar dari mulut mereka tidak selalu harus menyakiti kita.
Cara kita merespon suatu ejekan sepenuhnya ada di dalam kendali kita. Terlepas dari ejekan yang keluar, kita memiliki hati untuk membedakan apa yang benar dan apa yang salah.
Apakah kita bisa cukup bijaksana untuk lebih mendengarkan kata hati kita? Perkataan yang kita dengarkan memang terkadang tidak bisa kita kontrol.
Baca Juga: KLIK DI SINI, Nonton Siaran Langsung SCTV Malam Ini, Liga Inggris 2022 : Aston Villa vs Tottenham
Ejekan seringkali bukan sesuatu yang bisa kita kendalikan. Selama kita berhubungan dengan sesama manusia, kita akan mendengar hal-hal yang tidak kita sukai.
Terkadang perbedaan cara berkomunikasi juga akan membuat kita mempersepsikan perkataan orang sebagai suatu ejekan.
Namun dalam menghadapi apapun bentuk ejekan yang ditujukan kepada kita, ada baiknya kita berketetapan bahwa ketenangan batin dan pikiran kita menempati prioritas tertinggi. Jauh diatas ego dan keinginan membalas dendam.
Nah, Inilah beberapa tips menghadapi ejekan dan hinaan.
1. Apakah substansi dari ejekan itu ada benarnya?
"Laporan yang kamu buat jelek sekali!!" Ujar Pak Bos.
Sebelum kita merasa diejek dan direndahkan mari kita pertama melihat apakah perkataan itu ada benarnya.
Pada contoh diatas, jika me pekerjaan kita belum sesuai standar, maka kita bisa menerima perkataan itu sebagai kritik yang membangun. Mari kita perbaiki diri kita.
Maka pada situasi dimana sebuah perkataan mengandung nilai kebenaran, mari kita berfokus pada nilai kebenaran itu dan berintrospeksi. Jika tidak, lalu apa gunanya kita respon?
Baca Juga: Jadwal dan Link Siaran Langsung Liga Inggris Malam Ini di SCTV : Aston Villa vs Tottenham
2. Siapa yang sedang melontarkan ejekan ini?
Sayangnya akan ada tipe orang yang berani mengejek kita tanpa terlebih dahulu mengenal kita. Orang-orang ini tidak perlu kita gubris.
Namun terkadang ejekan itu akan datang dari orang yang telah mengenal kita dengan baik (contoh: orangtua, guru, atasan, teman baik dan hal lainnya).
Ejekan yang datang dari orang-orang ini layak kita klarifikasi lebih jauh. Daripada merasa tersakiti, lebih baik kita bertanya mengapa mereka melontarkannya.
Terkadang orang orang yang menyayangi kita sebenarnya berniat baik, namun disampaikan dengan cara yang salah.
3. Apakah ada niat baik dibalik ejekan
Apabila ejekan yang dilontarkan hanya didasari atas keinginan untuk menyakiti, maka tidak ada gunanya kita gubris.
Karena niatnya dari awal memang tidak baik.
Pada situasi ini, jika kita bereaksi dengan marah, maka kita akan berada di posisi yang lemah, karena kita mengkonfirmasi bahwa kita merasa disakiti.
Ejekan itu telah berhasil mengganggu ketenangan batin kita. Maka tujuan si pengejek telah tercapai.
Jika sebuah ejekan tidak mengandung nilai kebenaran, tidak dilontarkan oleh orang yang cukup mengenal kita dan tidak ada niat baik di belakangnya, maka mengapa kita harus merasa tersakiti?
Mengapa kita harus merasa marah?
Apakah perlu kita membuang waktu untuk membalas dendam?
Tersakitu atau tidak, itu adalah pilihan kita sendiri.***