Invasi Ukraina Bertujuan untuk Menyatukan! Putin: Rusia Memiliki Sejarah

26 Desember 2022, 07:56 WIB
Ilustrasi tank Rusia pada invasi hari Minggu, 25 Desember 2022 di Selatan Ukraina, Kota Kherson. /Pexels/

PIRANGANTIMURNEWS- Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan Operasi Militer Rusia di Ukraina bertujuan untuk mempersatukan rakyat Rusia, dan menambahkan bahwa pihaknya bersedia melakukan negosiasi.

Dilansir dari aljazeera.com, bahwa Putin mengatakan Ukraina dan Rusia adalah satu dan berargumen bahwa “Rusia Bersejarah” serta menuduh lawan geopolitik lah yang mencoba memecah belah. Membenarkan serangan 10 bulan di Ukraina untuk memperlemah kedaulatan Ukraina.

“Lawan geopolitik Rusia bertujuan untuk menghancurkan Rusia, Rusia yang bersejarah,”, kata Putin dalam kutipan dari siaran televisi nasional Rossiya 1.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Leo Hari Ini 26 Desember 2022, Asmara: Jujurlah pada Pasangan Kamu

“Membagi dan menaklukkan, itulah yang selalu ingin mereka capai dan masih ingin lakukan, tapi tujuan kami berbeda: Ini untuk menyatukan rakyat Rusia,” lanjut Putin.

"Saya percaya bahwa kami bertindak ke arah yang benar, kami membela kepentingan nasional kami, kepentingan warga negara kami, rakyat kami. Dan kami tidak punya pilihan lain selain melindungi warga negara kami," ungkap Putin.

Merujuk pada sikap Barat yang memulai memprovokasi konflik pada tahun 2014, dengan menggulingkan presiden Ukraina Pro-Rusia dalam Revolusi Maidan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Virgo Hari Ini 26 Desember 2022, Jaga Kesehatan Karena Kamu Punya Banyak Keinginan

Laporan terbaru mengabarkan serangan Rusia di bagian Ukraina Selatan, Kota Kherson telah menewaskan sedikitnya 16 orang, dan 64 orang terluka. Kondisi tersebut dilaporkan oleh gubernur di wilayah setempat,  bahwa terjadi penyerangan saat hari Minggu.

Walaupun pasukan Rusia mundur, Kota Kherson masih tetap berada dalam jangkauan persenjataan negara yang beribukotakan Moskow itu. Serta berada dalam tingkat ancaman konstan  

Tentara Ukraina menghitung setidaknya ada 71 serangan terjadi di wilayah yang sebagian direbut kembali pada hari Sabtu. Termasuk diantaranya adalah 41 wilayah metropolitan utamanya.

Selain itu dampak yang terjadi dari laporan dari Asosiasi Pers pada hari Minggu menyampaikan bahwa beberapa orang Ukraina yang biasanya merayakan Natal pada 7 Januari, harus mengubah tradisi mereka sebagai reaksi terhadap perang Rusia-Ukraina.

Baca Juga: Enzim Protease Alternatif Pengolahan Limbah Penyamakan Kulit Ramah Lingkungan di Sukaregang Garut

Bada Asosiasi tersebut mengatakan bahwan beberapa orang Ortodoks Ukraina memutuskan untuk merayakannya pada tanggal 25 Desember seperti gereja Kristen Barat.

“Apa yang dimulai pada 24 Februari, invasi besar-besaran, adalah kebangkitan dan pemahaman bahwa kita tidak bisa lagi menjadi bagian dari dunia Rusia,” kata Olena Paliy, penduduk Bobrytsia dekat Kyiv.

“Semoga Tuhan mengilhami kita untuk menawarkan gerakan solidaritas yang nyata untuk membantu semua orang yang menderita, dan semoga dia mencerahkan pikiran mereka yang memiliki kekuatan untuk membungkam gemuruh senjata dan segera mengakhiri perang yang tidak masuk akal ini,” kata Paus. kata kepala Gereja Katolik Roma.***

Sumber : https://www.aljazeera.com

Editor: Galih R

Tags

Terkini

Terpopuler