Hukum Sholat Iftitah Sebelum Sholat Tarawih

8 April 2022, 03:57 WIB
Ilustrasi sholat. /Antara Foto

PRIANGANTIMURNEWS- Di masjid dekat rumah ana, sebelum sholat taraweh selalu sholat sunnah iftitah 2 rakaat terlebih dahulu, apakah ada dalilnya ustadz? Syukron Jazakumullah Khairan.

Terkait dengan Sholat Iftitah, di antara dalil sholat iftitah mengacu kepada riwayat Aisyah berikut di mana disebutkan,”

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ لِيُصَلِّيَ افْتَتَحَ صَلاَتَهُ بِرَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ [رواه مسلم].

Baca Juga: Mengira Sudah Bersih dari Haid Lalu Berpuasa

Dari ‘Aisyah (diriwayatkan) ia berkata, adalah Rasulullah saw apabila akan melaksanakan sholat lail, beliau memulai (membuka) sholatnya dengan (sholat) dua rakaat yang ringan-ringan [HR. Muslim].

Apakah bisa langsung diterapkan pada permulaan sholat tarawih, sebagai sholat pembuka?

Ada perbedaan penafsiran dalam memahami dua rakaat hadist tersebut, antara yang mengatakan bahwa ia adalah sholat sunnah setelah wudhu dan ada juga yang menjelaskan keduanya bagian dari sholat tahajjud.

Baca Juga: Aplikasi Edit Foto Aesthetic di Android dan IOS, Kece Ala Selebgram!

Berkata al Qari Mula di dalam Syarh Muslim ketika menjelaskan maksud dari hadist di atas, di antaranya beliau menjelaskan bahwa sholat malam di atas maksudnya adalah sholat tahajjud, di mana beliau shallahu alaihi wasallam membuka sholatnya dengan dua rakaat ringan.

Kemudian beliau menyebutkan di dalam kitab Al Azhar bahwa,” maksud dari dua rakaat tersebut adalah dua rakaat wudhu, sehingga disunnahkan untuk meringankan kedua rakaatnya, sebagaimana riwayat riwayat lain yang memerintahkan untuk meringankan sholat keduanya baik dengan perkataan dan amalan.

Dan yang lebih nampak bahwa dua rakaat tersebut adalah bagian dari sholat tahajjud yang menempati posisi sholat tahiyatul wudhu, karena wudhu bukanlah sholat yang dikhususkan, sehingga seakan ia sebagai isyarat bahwa seseorang yang ingin memulai suatu perkara biasanya akan melakukan secara perlahan dan bertahap.

Baca Juga: Fakta Tentang Wardah, Brand Kosmetik Halal Pertama di Indonesia

Berkata Attibi,” supaya dengan keduanya menjadikan shalat lebih bersemangat dan terbiasa dengannya, kemudian ia tambah lagi (dengan rakaat) setelahnya. ( Mirqhotul mafaatih syarh Misykah almashabih: 3/903)

Di mana ada perbedaan dalam memaknai dua rakaat yang ringan tersebut, antara dua rakaat tersebut adalah sholat setelah wudhu atau keduanya di anggap sebagai rakaat malam yang sunnah untuk dilakukan.

Yang lebih kuat, ia adalah bagian dari sunnah sholat malam, baik ia lakukan sebagai sholat setelah wudhu atau ia anggap sebagai suatu kesatuan pada sholat malam yang dianggap sebagai sholat iftitah.

Baca Juga: Mobil Ambulans Masuk Jurang Puluhan Meter di Garut, Sopir Dilarikan Ke Puskesmas

Namun, bila melihat sifat sholat yang dilakukan Rasulullah shallahu alaihi wasallam bahwa beliau melakukan sholat ringan tersebut pada sholat tahajjud atau sholat malam setelah beliau tidur.

Sehingga lebih tepatnya ketika akan melakukan sunnah iftitahnya maka sebaiknya dilakukan setelah seseorang tidur dan akan melakukan sholat malam, bukan ketika pada sholat tarawih walaupun sholat tarawih memang bagian dari sholat malam.

Syekh Utsaimin ketika ditanya terkait sholat iftitah beliau menjelaskan,”

فعله هذا ليس بصحيح، افتتاح القيام الذي هو التراويح بركعتين خفيفتين غير صحيح؛ لأن افتتاح قيام الليل بركعتين خفيفتين إنما يكون لمن نام، ووجه ذلك أن الإنسان إذا نام عقد الشيطان على قافيته ثلاث عقد، فإذا قام وذكر الله انحلت عقدة، فإذا تطهر انحلت العقدة الثانية، فإذا صلى انحلت العقدة الثالثة، ولهذا صار الأفضل لمن قام الليل بعد النوم، أن يفتتح قيام الليل بركعتين خفيفتين، ثبتت بذلك السنة من قول النبي صلى الله عليه وآله وسلم، وفعله. أما التراويح فإنها تفعل قبل النوم فلا تفتتح بركعتين خفيفتين.

“Bahwa perbuatannya tidaklah tepat, membuka sholat tarawih dengan sholat dua rakaat ringan tidaklah benar, karena membuka sholat malam dengan dua rakaat ringan hanya di lakukan buat orang yang telah tidur. Alasannya ketika manusia tidur syaitan mengikat tengkukknya dengan tiga ikatan, maka bila ia bangun dan berdzikir/berdoa kepada Allah maka terbuka salah satu ikatannya, dan bila kemudian ia bersuci maka terurai ikatan yang kedua, dan bila melakukan shalat lagi maka terurailah ikatan yang ketiga, sehingga menjadilah ia ( dua rakaat ringan) di jalankan bagi orang yang sholat malam setelah tidur untuk membuka sholat malamya dengan dua rakaat yang ringan. Dengan demikian penetapan sunnah tersebut adalah dari perkataan rasulullah shalaallahu alaihi wasallam.dan perbuatannya. Adapun pada sholat tarawih yang dilakukan sebelum tidur maka hendaknya tidak dibuka dengan sholat dua rakaat ringan.”.*

Editor: Neri Januari Stiani

Sumber: Bimbingan Islam

Tags

Terkini

Terpopuler