Penghuni Wisma Atlet Membeludak, Kluster Liburan Mulai Dirasakan

26 Januari 2021, 00:07 WIB
Ilustrasi virus corona. /Pixabay/visuals3Dde

PRIANGANTIMURNEWS - Kluster liburan Covid-19 baru mulai dilihat dari melonjaknya jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia.

Melonjaknya jumlah kasus Covid-19 bisa dilihat dari kapasitas Tower enam dan tujuh Wisma Atlet sudah melampaui angkka 2,000 pasien Covid-19.

Diungkapkan seorang dokter di Rumah Sakit Darurat - Wisma Atlet dr. Nadhira Anindita Ralena, BMedSci.

Baca Juga: 27 Kabupaten Kota di Jawa Barat Kembali Berlakukan PSBB Proporsional

dr. Nadira mengaku prohatin dengan melonjaknya jumlah kasus di Indonesia, terutama usai liburan beberapa pekan lalu.

Menurut dia, lonjakan pasien sudah mulai terasa per tanggal 5 Januari 2021-15 Januari 2021.

"Lima hari setelah tahun baru, shift jaga siang di bangsal terasa luar biasa melelahkan. Pasien dengan desaturasi di bangsal semakin parah, namun ruang perawatan intensif penuh, dipenuhi dengan pasien-pasien dengan keadaan yang lebih buruk," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Senin 25 Januri 2021.

Baca Juga: Tanah Bergerak Menyebabkan Jalan Utama Cimaragas-Cidolog Ambles  

Diakui dia, bangsal di rumah sakit di sana tidak memiliki oksigen dinding, yang membuat mereka harus setiap kali memastikan adanya stok oksigen tabung.

Tetapi dengan keadaan pasien desaturasi parah yang memerlukan oksigen 15 liter per menit, dalam 1 shift jaga bangsal, pihaknya dapat menghabiskan kira-kira 4 oksigen tabung untuk 1 pasien.

"IGD penuh dan penerimaan pasien-pasien baru dengan kondisi stabil disebarkan ke bangsal, sehingga kami pun dokter jaga di bangsal yang menerimanya. Saya iseng-iseng mengecek jumlah pasien masuk hari itu dan ternyata benar, drastis,"ucap dia melanjutkan.

Baca Juga: Culik Anak Didiknya, Guru Les Privat Diringkus Polisi

Diakui dia, sebelum tahun baru, tower 6 dan 7 Wisma Atlit menampung sekiranya 1000an pasien. Lepas tahun baru, 2500 pasien hampir terlampaui.

"Jumlah pasien kian meningkat. Beban kerja para tenaga kesehatan meningkat. Sejawat saya mulai kelelahan, bahkan ada yang jatuh sakit. Jumlah pasien terus meningkat dengan jumlah tenaga kesehatan yang malah berkurang. Kami benar-benar jungkir balik dua minggu itu,"kata dia.

Nadhira pun menceritakan, sebagai dokter dia sempatkan berbincang-bincang santai dengan pasien, sambil menanyakan keluhan dan riwayat penyakit.

Baca Juga: Kemenhub Capai Realisasi Anggaran Hingga 95,58 Persen dengan Target 96 Persen

"Seorang pasien datang ke poli bangsal dan bertemu saya dengan wajah khawatir, “Dok, teman saya bagaimana? Sudah 3 hari di IGD, dengan kondisi asma”.

Mereka adalah teman sekantor yang menikmati liburan ke Labuan Bajo, dengan percaya diri karena hasil swab test negatif.
Alhasil menikmati liburan dengan euforia dan lupa tidak berarti jika hasil swab test negatif akan negatif selamanya. Liburan akhirnya berakhir di Wisma Atlet dan menambah beban kami para tenaga medis yang sudah jungkir balik.

Baca Juga: Menkeu Sebut Urgensi Dibentuknya LPI

Masa inkubasi virus SARS-COV-2 secara teori WHO adalah 5-6 hari - bisa sampai 14 hari. Pasien tanpa gejala yang terinfeksi virus di hari pertama dan langsung dilakukan PCR swab test di hari yang sama, mungkin saja masih negatif.


Namun 5 hari kemudian timbul gejala dan saat didapatkan hasil swab test “positif”, sangat mungkin dan sering kasusnya.

"Saya dan teman-teman tenaga kesehatan menyadari adanya kluster liburan tahun baru hanya dapat geleng-geleng kepala dan menghela napas sambil berkata, “Selamat datang kluster liburan”," kata dia.

Baca Juga: Pangandaran Tuan Rumah PAN Asia HASH 2022, Ditargetkan 3.000 Peserta dari Berbagai Negara

Menurut dia, cerita penambahan kasus Covid 19 ini lebih heboh dari sinetron televisi. Menguras fisik dan emosi, karena dia tidak habis pikir mengamati pola pikir sebagian masyarakat. Pandemi belum usai, vaksinasi baru saja dimulai dan butuh waktu untuk mendapatkan kekebalan tubuh.

Macam-macam pertanyaan seketika terbendung dalam otak. Apa kami tenaga medis sangat kurang mengedukasi? Kenapa sudah hampir satu tahun pandemi berlalu, masyarakat tetap bebal.

"Salah menyalahkan satu sama lain memang kodrat manusia, tapi nihil gunanya di keadaan ini. Apa yang kami tenaga medis temui di lapangan mana mungkin bohong. Yang kami butuhkan sekarang hanya kesadaran masyarakat,"ucap dia.***
(Novianti Nurulliah/Pikiran Rakyat) ***

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler