Dipenjarakan oleh Ferdy Sambo! Inilah Perjalanan Karir dan Kehidupan Napoleon Bonaparte Sekarang

11 September 2022, 07:23 WIB
Irjen Napoleon Bonaparte. /Tangkapan layar YouTube BEDA NGGAK

PRIANGANTIMURNEWS - Napoleon Bonaparte merupakan narapidana kasus tindak pidana korupsi penerimaan suap.

Belakangan ini namanya menjadi sorotan karena ikut mengomentari kasus pembunuhan yang melibatkan Ferdy Sambo.

Dia bahkan mengungkapkan ingin berada satu kamar tahanan dengan Sambo yang ternyata merupakan mantan sahabatnya.

Lantas bagaimanakah transformasi karir Napoleon Bonaparte dari awal dinas hingga tersandung kasus?

Baca Juga: Persib vs Arema: Pemain yang Akan Dibawa oleh Luis Milla ke Malang

Serta seperti apa nasib dan kondisinya saat ini?

Karir Irjen Pol Napoleon Bonaparte di mulai usai lulus dari Akademi Kepolisian pada tahun 1988.

Karirnya mulai bersinar sejak 16 tahun yang lalu, dimana saat itu ia menjabat sebagai Kapolres Ogan Komering Ulu.

Dua tahun berikutnya ia dimutasi ke Polda Sumatera Selatan untuk menduduki kursi Wakil Direktur Reserse Kriminal.

Baca Juga: Arema vs Persib: Javier Roca Pesimis Bisa Menang Melawan Tim Maung Bandung

Kemudian pada tahun 2009 polisi kelahiran 26 November 1965 ini naik jabatan di Polda Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Direktur Reserse Kriminal.

Lalu pada 2011, Napoleon menginjakkan kaki di markas besar Korps Bhayangkara, ia didaulat menjadi Kasubdit III Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri hingga tahun berikutnya.

Kemudian Napoleon terangkat sebagai Kepala Bagian Pembinaan dan Latihan Koordinator Pengawas Penyidik Pegawai Negeri Sipil pada tahun 2012.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Capricorn Hari Ini Minggu 11 September 2022, Sejumlah Masalah Penting Mungkin Terjadi

Perwira tinggi Polri ini sempat kembali ke Akademi Kepolisian dengan tugas sebagai Kepala Bagian Pembinaan dan Pendidikan Direktorat Akademik pada tahun 2015.

Tak sampai setahun Napoleon kemudian ditempatkan di Divisi Hubungan Internasional Polri dengan jabatan sebagai Kabag Konventer set NCB Interpol Indonesia.

Selanjutnya pada tahun 2017, Napoleon naik jabatan lagi menjadi sekretaris NCB Interpol Indonesia.

Jabatan paling tragis yang pernah diemban oleh Napoleon adalah Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri.

Baca Juga: Prediksi Juventus vs Salernitana, Nyonya Tua Harus Waspada, Tim Tamu Punya Kekuatan Ini, Serie A 2022-23

Ia dilantik pada tanggal 11 Februari 2020 oleh Jenderal polisi Idham Azis, yang saat itu menjabat sebagai Kapolri.

Di tahun yang sama, Napoleon juga mendapat kenaikan pangkat dari Brigadir Jenderal menjadi Inspektur Jenderal alias Jenderal bintang dua.

Tak sampai setahun, Napoleon harus dimutasi menjadi Analis Kebijakan Utama Itwasum Polri, akibat tersandung kasus penerimaan suap dengan buronan koruptor Djoko Tjandra.

Pada awalnya Napoleon merupakan tersangka dalam kasus penghapusan Red Notice Djoko Tjandra.

Polisi menduga adanya tindak Pidana Pencucian Uang atau TPPU yang dilakukan oleh Napoleon.

Dalam kasus tersebut, Napoleon kemudian divonis terkait kepengurusan Red Notice di interpol atas nama Djoko Tjandra.

Napoleon terbukti menerima uang sebesar 370.000 Dolar Amerika Serikat, atau sekitar Rp 5.137.000.000 milyar rupiah.

Serta 200.000 Dolar Singapura atau senilai Rp. 2.100.000.000 milyar rupiah dari terpidana Djoko Tjandra.

Akibat dari perbuatannya, Polisi kelahiran Baturaja, Sumatera Selatan ini divonis empat tahun penjara, ditambah harus membayar denda sebesar Rp 100.000.000 rupiah subsider, enam bulan penjara.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aquarius Hari Ini Minggu 11 September 2022, Hari yang Menguntungkan di Dunia Bisnis

Kemudian baru-baru ini, Polri Irjen Napoleon Bonaparte dituntut dengan tindak pidana satu tahun penjara karena dinilai terbukti melakukan penganiayaan terhadap sesama tahanan yang bernama Muhammad Kace

Polisi telah menetapkan Napoleon Bonaparte sebagai tersangka dalam perkara ini pada 28 Agustus 2022 lalu.

Menurut keterangan Polisi, Muhammad Kace telah dianiaya oleh Napoleon pada 25 Agustus 2022 hari pertama saat Kace resmi menjadi tahanan di Rutan Bareskrim Polri.

Pada saat itu, keduanya ditempatkan di sel yang sama dengan kasus yang berbeda.

Lantas seperti apakah hubungan Napoleon Bonaparte dengan Ferdy Sambo?

Verdasarkan profil keduanya, yang diketahui mereka sama-sama berpengalaman di bidang reserse.

Selain itu jabatan terakhir dari Napoleon dan Sambo juga sama-sama Inspektur Jenderal serta menjabat dua divisi Polri yang berkedudukan sama.

Saat itu Sambo menjabat sebagai Kadiv Propam sementara Napoleon ditugaskan sebagai Kadiv Hubinter.

Meski memiliki hubungan layaknya sahabat, namun pada tahun 2020 Ferdy Sambo lah yang menjebloskan Napoleon ke penjara.

Ferdy Sambo saat itu menjabat Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri berpangkat Brigjen Polisi atau Jenderal bintang satu ikut serta dalam pengungkapan kasus besar Djoko Tjandra yang menyeret Napoleon.

Tak lama kemudian Sambo terangkat menjadi Kadiv Propam.

Sebagai Kadiv Propam Sambo bertugas melakukan sidang kode etik terhadap Napoleon yang sedang tersangkut kasus.

Menariknya saat ini justru keduanya kembali dipertemukan bukan dalam ruangan sidang kode etik, maupun di Mabes Polri.

Melainkan di ruang tahanan akibat kasus pembunuhan Brigadir J yang dilakukan oleh Sambo.

Nama Napoleon Bonaparte pun kembali menjadi sorotan karena dikabarkan memiliki keinginan untuk suatu sel dengan Ferdy Sambo.

Tapi ternyata hal ini hanyalah kabar burung semata.

Napoleon membantah pernyataan tersebut karena dirinya merasa tak pernah mengeluarkan satu pernyataan pun terkait hal itu.

Dalam foto yang beredar di media sosialpun terlihat Napoleon masih sendiri di dalam sel tahanannya.

Dalam foto tersebut tampak polisi yang akrab disapa Napo Batara ini mengenakan baju kaos dan celana pendek berwarna hitam.

Ia terlihat sedang makan lesehan duduk menyilangkan kaki, sambil memegang piring berisi nasi dan lauk-pauknya.

Kemudian terlihat juga suasana penjara yang terbilang cukup bersih dan nyaman, di belakangnya tampak tergantung seragam Polisi bintang dua dan kemeja berwarna putih.

Menandakan betapa cintanya ia terhadap pekerjaannya sebagai aparat kepolisian.

Selain itu ada juga sebuah sajadah yang terbentang di sebelah Napoleon, menandakan bahwa didalam penjara ia tetap menjaga ibadahnya.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: YouTube BEDA NGGAK

Tags

Terkini

Terpopuler