Peran Penting dan Strategis Penyuluh Agama dalam Membentuk Akhlak Masyarakat

6 Februari 2024, 21:00 WIB
Ilustrasi penyuluh yang ingin membentuk akhlak masyarakat. /Pixabay/

PRIANGANTIMURNEWS - Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak ke empat di dunia merupakan negara yang rentan terhadap kesiapan masyarakatnya dalam menerima cepatnya perubahan zaman.

Perubahan zaman tersebut termasuk di dalamnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang tentu saja diikuti dengan perubahan zaman akan menyebabkan berkembangnya pula perubahan gaya hidup dan pola fikir masyarakat secara signifikan dalam berbagai aspek.

Perubahan zaman tersebut akan menyebabkan terjadinya juga pergeseran nilai-nilai akhlak dalam masyarakat. Indonesia yang mayoritas penduduknya merupakan Muslim sudah diajarkan mengenai pentingnya akhlak dalam menjalani kehidupannya.

Baca Juga: Masyarakat Kabupaten Tasikmalaya Terancam Tidak Bisa Gunakan Jamkesda

Dilansir priangantimurnews.pikiran-rakyat.com dari Repesitori UIN Allauddin Makassar terkait akhlak masyarakat yang terus mengalami pergeseran nilai ini maka peran dari Penyuluh Agama Islam sangat  dibutuhkan.

Penyuluh Agama Islam adalah mitra bimbingan masyarakat Islam sekaligus merupakan ujung tombak dalam melaksanakan tugas membimbing umat Islam dalam mencapai kehidupan berkualitas.

Penyuluh Agama adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dibawah Kementerian Agama yang mengemban tugas mulia serta bertanggung jawab dan memiliki wewenang secara penuh untuk melakukan kegiatan bimbingan keagamaan dan penyuluhan pembangunan melalui bahasa agama.

Baca Juga: Pemuda Rt 03 Sukalaya II Silahturahmi Kuatkan Nilai Leadership, dan Nilai Keagamaan Antar Pemuda

Peran Penyuluh Agama di masyarakat sangat penting dan strategis.Penyuluh Agama Islam juga merupakan pembimbing yang memberikan pencerahan keagamaan kepada umat.

Seorang Penyuluh Agama Islam yang hidup di tengah masyarakat adalah figur yang ditokohkan,pemuka agama,tempat untuk bertanya,imam dalam Masjid serta menjadi penengah jika terjadi suatu konflik dalam masyarakat.

Penyuluh Agama Islam dalam menjalani tugasnya juga harus menguasai ilmu-ilmu agama dan setiap langkah, perilaku dan keputusannya harus berdasarkan Qur'an dan Hadist.

Tugas penting dari seorang Penyuluh Agama tentu sangat berat.Disamping harus mempunyai program untuk melakukan penyuluhan kebaikan kepada masyarakat berupa kegiatan-kegiatan Majelis Taklim dan pengajian di masjid-masjid juga harus bisa berbaur dengan masyarakat dimana mereka bertugas.

keagaBaca Juga: Di India Terinjak-injak di kuil Keagamaan tewaskan 12 orang

Penyuluh Agama Islam di pelosok dan daerah terluar atau  terdalam di wilayah Indonesia,mereka punya tugas yang begitu berat. mereka  harus berhadapan dengan tantangan alam dan harus beradaptasi dengan adat istiadat turun temurun masyarakat setempat.

Para Penyuluh Agama Islam ini harus memenuhi juga kepekaan terhadap munculnya aliran-aliran sesat dalam masyarakat sehingga bisa dengan cepat mendeteksi aliran sesat tersebut agar tidak 'kadung' menyebar di masyarakat.

Tetapi di tengah beratnya tugas yang diemban para Penyuluh Agama Islam ini ada saja yang menjadi hambatan yang mempengaruhi eksistensi dari hakikat tugas mulia Penyuluh Agama Islam.

Suka atau tidak suka diantara para Penyuluh Agama Islam yang berjuang membina akhlak serta membimbing masyarakat dalam kebaikan ada saja oknum dari Penyuluh Agama Islam yang melenceng perilakunya dari karakter seorang Penyuluh Agama.

Baca Juga: Kemnaker Jelaskan Siapa yang Berhak Mendapatkan THR Keagamaan

Bukan Institusinya yang salah tapi pribadi dari oknum bersangkutan-lah yang belum memahami hakikat ilmu dan tugas mulia yang diemban dipundaknya.

Karakter dari seorang Penyuluh Agama Islam disamping harus memiliki ilmu agama yang mumpuni dan berpedoman terhadap syariat, Penyuluh Agama Islam juga wajib memiliki karakter dan akhlak yang baik serta punya integritas tinggi.

Keilmuan yang dibarengi dengan akhlak yang baik dari para Penyuluh Agama tentu akan gampang di terima dalam masyarakat.

Tetapi jika sebaliknya, eksistensi Penyuluh Agama Islam yang memiliki perilaku dan akhlak tidak baik akan sangat susah diterima masyarakat.

Baca Juga: Menaker Minta Perusahaan Membayarkan THR Keagamaan Secara Penuh

Perkembangan informasi yang begitu masif akan dengan mudah menyebar jika ada oknum Penyuluh Agama Islam yang berperilaku melenceng. Masyarakat Indonesia sudah cerdas akan informasi tersebut.

Alih-alih bertugas membina akhlak serta membimbing masyarakat untuk meningkatkan kualitas kehidupannya dalam aspek agama tetapi kalau oknum petugas Penyuluh Agama Islam diketahui memiliki rekam jejak perilaku tidak baik tentu akan menjadi blunder bagi Institusi nya.

Jangan sampai masyarakat diceramahi dengan tema akhlak dan kebaikan sementara oknum yang menyampaikannya sendiri tidak memiliki hal tersebut.

Baca Juga: Benarkah Artis Donna Harun Tersangka dan DPO Kasus Penistaan ​​Agama, Ini Faktanya

Semoga Instansi terkait akan lebih selektif dan melakukan kontrol lagi terhadap stafnya. Jangan sampai karena satu oknum,nama baik dan maruah mulia dari Instansi bersangkutan jadi turun integritasnya.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: Repesitori UIN Alauddin Makassar

Tags

Terkini

Terpopuler