Sekumpulan Orang di Myanmar Meminta Pertanggungjawaban Atas Terbunuhnya Dua Pengunjuk Rasa

- 22 Februari 2021, 17:14 WIB
Tangkap Layar Video Demonstrasi di Myanmar.
Tangkap Layar Video Demonstrasi di Myanmar. /twitter/@reuters/

Juru bicara militer Zaw Min Tun belum menanggapi apa-apa setelah insiden tersebut. Masalah di Mandalay dimulai dengan konfrontasi antara aparat keamanan dan pekerja galangan kapal yang mogok. Orang-orang berkumpul selama nyala lilin untuk memprotes kudeta militer di Yangon, Myanmar, 21 Februari 2021.

Klip video di media sosial menunjukkan anggota pasukan keamanan menembaki pengunjuk rasa dan saksi mengatakan mereka menemukan peluru peluru tajam yang sudah habis. Pelapor Khusus PBB untuk Myanmar Tom Andrews mengatakan dia ngeri dengan kematian keduanya, salah satunya seorang remaja laki-laki.

"Dari meriam air hingga peluru karet hingga gas air mata dan sekarang pasukan yang mengeras menembaki pengunjuk rasa damai. Kegilaan ini harus diakhiri, sekarang," katanya di Twitter.

Surat kabar Global New Light of Myanmar yang dikelola pemerintah mengatakan bahwa para pemogok menyabotase perahu di pelabuhan sungai kota itu dan menyerang polisi dengan tongkat, pisau, dan ketapel. Delapan polisi dan beberapa tentara terluka, katanya.

"Beberapa pengunjuk rasa yang agresif juga terluka karena tindakan pengamanan yang dilakukan oleh pasukan keamanan sesuai dengan hukum," kata surat kabar itu tanpa menyebutkan kematian.

Baca Juga: Penjual Sorabi dan Bajigur Diundang Dalam Musrenbang BPBD Kota Tasikmalaya

Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi menyebut kekerasan oleh aparat keamanan di Mandalay sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

Dalam pengumuman di media milik negara MRTV Minggu malam, pihak berwenang mengatakan bahwa dengan merencanakan demonstrasi besar pada hari Senin, pengunjuk rasa memicu anarki dan mendorong kaum muda menuju jalan konfrontasi "di mana mereka akan menderita kehilangan nyawa".

Seorang pengunjuk rasa wanita muda, Mya Thwate Thwate Khaing, menjadi kematian pertama di antara para demonstran pada hari Jumat. Dia ditembak di kepala pada 9 Februari di ibu kota Naypyitaw. Ratusan orang menghadiri pemakamannya pada hari Minggu.

Media militer mengatakan peluru yang membunuhnya tidak berasal dari senjata apapun yang digunakan oleh polisi dan karena itu pasti ditembakkan oleh "senjata luar".

Halaman:

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah