PRIANGANTIMURNEWS- Kepala pemilu yang ditunjuk junta militer Myanmar menyatakan pada hari Jumat, 26 Februari 2021, bahwa hasil pemungutan suara November 2020 adalah tidak sah.
Hal tersebut semakin memicu lebih banyak kemarahan di antara pengunjuk rasa anti-kudeta, karena pihak berwenang terus menindak keras para pembangkang dengan tembakan yang dilepaskan ke arah para demonstrasi di kota terbesar di negara itu, Yangon.
Menurut laporan dari surat kabar setempat, bahwa pengumuman tersebut dibuat oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum, Thein Soe di ibu kota Naypyidaw, setelah pertemuan dengan partai politik.
Baca Juga: Inilah 6 Jenis Kamera yang Sering Digunakan Oleh Fhotografer Pemula, Kamu Wajib Tahu
Thein Soe mengeluarkan keputusan hanya beberapa jam setelah Inggris mengumumkan sanksi baru terhadap para jenderal Myanmar yang merebut kekuasaan pada 1 Februari, dan memerintahkan tindakan keras terhadap pengunjuk rasa.
Berita tentang pembatalan hasil pemilu, yang memberikan kemenangan luar biasa bagi Liga Nasional untuk Demokrasi Aung San Suu Kyi, juga datang ketika orang-orang mulai berkumpul lagi di seluruh negeri untuk demonstrasi dengan cara yang lebih terencana.
Di Yangon, media lokal melaporkan bahwa tembakan telah dilepaskan ke udara di distrik Hledan dekat Universitas Yangon, yang merupakan salah satu tempat berkumpul utama para pengunjuk rasa.
Ratusan pengunjuk rasa juga berkumpul di dekat kantor PBB di sepanjang Jalan Natmauk, yang telah diblokir oleh polisi.
Baca Juga: Siapa Saja yang Ikut Ditangkap KPK bersama Nurdin Abdullah, Ini Nama Lima Orang itu