Ganja Mampu Sembuhkan Penyakit? Ini Kata Profesor Zubairi

- 30 Juni 2022, 16:29 WIB
Aksi damai legalisasi ganja medis hidup kembali setelah Ibu Santi Warastuti membentangkan poster.
Aksi damai legalisasi ganja medis hidup kembali setelah Ibu Santi Warastuti membentangkan poster. /Instagram @racun_tembok

PRIANGANTIMURNEWS- Isu legalisasi ganja medis hidup kembali setelah Ibu Santi Warastuti membentangkan poster "Tolong anakku butuh ganja medis". Bahkan isunya telah bergulir ke DPR, wakil presiden, hingga MUI.

Penting rasanya bagi kita tahu sedikit sejumlah hal tentang ganja untuk medis ini:

Apakah ganja medis itu aman?

Merupakan fakta bahwa ganja medis itu legal di sejumlah negara, bahkan untuk nonmedis.

Namun tidak berarti sepenuhnya aman. Jika penggunaan tidak ketat, bisa terjadi penyalahgunaan yang menyebabkan konsekuensi kesehatan bagi penggunanya.

Baca Juga: Kaji Legalisasi Ganja Ternyata Hasilnya Seperti Ini

Penggunaan ganja untuk medis sejauh apa?

Banyak sekali studi tentang ganja. Beberapa bisa menjadi obat, namun masih banyak juga yang belum diketahui tentang tanaman ini dan bagaimana ia berinteraksi dengan obat lain serta tubuh manusia.

Sudah ada obat ganja yang disetujui di negara tertentu?

Di Amerika Serikat, FDA telah menyetujui satu obat ganja nabati (Epidiolex), yang mengandung cannabidiol murni (CBD) dari tanaman ganja. Obat ini digunakan untuk mengobati kejang serta kelainan genetik langka.

Baca Juga: Tanggal Berapa Dream Theater Konser di Solo? Jangan Sampai Kelewatan

Obat ganja lainnya?

FDA juga telah menyetujui dua obat sintetis tetrahydrocannabinol (THC). Obat-obatan ini digunakan untuk mengobati mual pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi (antimuntah), dan untuk meningkatkan nafsu makan pada pasien HIV/AIDS.

Apakah ada temuan kalau obat ganja lebih baik?

Belum ada bukti obat ganja lebih baik, termasuk untuk nyeri kanker dan epilepsi. Namun ganja medis bisa menjadi pilihan atau alternatif, tapi bukan yang terbaik. Sebab, belum ada juga penyakit yang obat primernya adalah ganja.

Penggunaan ganja medis bisa memberi efek ketergantungan dan halusinasi? Akankah mengalami “high” ?

Baca Juga: Inilah 5 Syarat Hewan yang Bisa Dijadikan Hewan Qurban, Simak Baik-baik!!

Penggunaan ganja harus dibawah pengawasan dan dengan dosis yang sesuai. Itulah sebabnya penggunaan ganja medis harus sangat ketat oleh dokter yang meresepkannya.

Dosis yang dibutuhkan untuk tujuan medis biasanya jauh lebih rendah daripada untuk rekreasi. Yang jelas, saat pengobatan, pasien tidak boleh mengemudi. Kemudian THC & CBD ini tidak boleh dipakai sama sekali perempuan hamil dan menyusui.

Ada penggunaan ganja nonmedis yang aman?

Para ilmuwan tak punya cukup bukti untuk nyatakan konsumsi dengan cara tertentu lebih aman dari yang lain. Yang jelas, merokok ganja ya merusak paru dan sistem kardiovaskular, sama seperti tembakau.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Twitter @ProfesorZubairi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah