MENGEJUTKAN: Keluarga dan Brigjen Ahmad Ramadhan Ungkap Banyak Kejanggalan dalam Meninggalnya Brigadir J!

- 16 Juli 2022, 21:39 WIB
Dikabarkan diduga Ahmad Ramadhan ungkap kejangalan tewasnya Brigadir J yang ditembak oleh Bharada E.
Dikabarkan diduga Ahmad Ramadhan ungkap kejangalan tewasnya Brigadir J yang ditembak oleh Bharada E. /YouTube/UNCLE WIRA/



PRIANGANTIMURNEWS - Info terbaru kasus polisi tembak polisi yang memewaskan Brigadir J oleh rekannya sendiri Bharada E di rumah kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Jakarta Selatan pada Jumat 8 Juli 2022.

Menyisakan sejumlah kejanggalan apa saja kejanggalan kasus penembakan Brigadir J. Dalam kasus polisi tembak polisi ini kepolisian sudah mengungkapkan secara rinci terkait kasus tewasnya Brigadir J tersebut, hingga kini masih dalam proses penyelidikan.

Namun dari keterangan yang disampaikan dalam kasus polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir J nampak adanya kejanggalan-kejanggalan tersebut diungkap oleh pihak keluarga dan juga Indonesia Police Watch IPW.

Berikut beberapa kejanggalan atas aksi polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir J tersebut. Satu perbedaan waktu pengungkapan dan kejadian seperti yang diungkapkan polisi, kejadian saling tembak yang antara Brigadir J dan Bharada E.

Baca Juga: INNALILLAHI! Lucinta Luna Semakin Kritis Usai Operasi Rahang dan Tulang Ekor!?

Perkara kasus polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir J pada Jumat 8 Juli 2022 sore sekitar 17.00 WIB. Kepala biro penerangan masyarakat divisi humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan baru menginformasikan insiden tersebut.

Dalam konferensi pers pertama pada Senin 11 Juli 2022, penjelasan motif penembakan yang berbeda melalui konferensi pers pertama Ahmad Ramadhan mengungkapkan jika sebelum terjadi baku tembak, Brigadir J mengacungkan senjata saat ia mendengar teguran dari Bharada E yang sesaat sebelum menembak ke arah Bharada E.

Saat itu Brigadir J mengacungkan senjata kemudian melakukan penembakan dan Bharada E tentu menghindar dan membalas tembakan terhadap Brigadir J ungkap Ahmad Ramadhan.

Akibat dari penembakan yang dilakukan oleh Bharada E itu mengakibatkan Brigadir J meninggal dunia tambahnya. Namun keterangan berbeda disampaikan oleh Ahmad Ramadhan.

Baca Juga: Polisi Ungkap Kasus Pencurian Tonan Gas LPG Bersubsidi di Pantura Jabar

Dalam konferensi pers, ia mengatakan jika Brigadir J sebelum terlibat aksi penembakan melakukan tindak pelecehan seksual terhadap istri kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

Kata Ahmad Ramadhan, Brigadir J langsung panik ketika istri kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo berteriak minta tolong dan kemudian Brigadir J mengacungkan pistol.

Peristiwa itu terjadi ketika Brigadir J memasuki kamar pribadi kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, dimana saat itu istri dari kadiv Propam sedang istirahat.

Kemudian Brigadir J melakukan tindakan senonh dan menodongnya dengan menggunakan senjata pistol kearah kepala istri kadiv Propam kata Ahmad Ramadhan.

Baca Juga: Pembukaan Turnamen Nusantara Open Piala Prabowo Subianto Dihadiri Ketum PSSI

Sontak seketika, Ibu Kadiv Propam berteriak minta tolong, akibat teriakan tersebut Widya panik dan keluar dari kamar, sambungnya. Teriakan itu terdengar sehingga Bharada E langsung menuju sumber suara.

Ia kemudian menanyakan situasi kondisi dan langsung direspons dengan tembakan oleh Brigadir J, mendengar teriakan dari dalam kamar yang saat itu berada di lantai atas menghampiri dari atas tangga kurang lebih 10 meter.

Bharda E bertanya ada apa namun direspons dengan tembakan yang dilakukan oleh Brigadir J. Keberadaan Irjen Ferdy Sambo yang tidak dijelaskan secara pasti melalui konferensi pers kedua, Ahmad Ramadhan mengatakan bahwa saat aksi penembakan terjadi kadiv Propam Irjen Ferdy sambo Tengah pergi dari rumah untuk melakukan tes PCR Covid -19.

Namun saat wartawan menanyakan dimana lokasi persis serta dalam rangka apa Irjen Ferdy Sambo melakukan tes PCR. Ahmad Ramadhan justru beralasan layaknya menutupi sesuatu terkait dengan kadiv Propam itu kemana ia pergi nya tidak ada di rumah tanya wartawan yang jelas tidak ada di rumah jawaban Ahmad Ramadhan.

Baca Juga: Polisi Ungkap Kasus Pencurian Tonan Gas LPG Bersubsidi di Pantura Jabar

Irjen Ferdy Sambo mengetahui kejadian setelah terjadi aksi penembakan itu yang menelepon istri Irjen Ferdy Sambo kata Ahamd Ramadhan. Pads konferensi pers kedua, Ahmad Ramadhan mengatakan jika Brigadir J tugas sebagai sopir pribadi istri kadiv humas Propam yakni Irjen Ferdy Sambo.

Sedangkan Bharada E bertugas menjadi ajudan pribadi dari kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Keterangan berbeda disampaikan oleh pihak keluarga Brigadir J yang mengatakan jika ia sudah dua tahun bekerja sebagai ajudan Irjen Ferdy Sambo.

Keluarga sempat tidak diizinkan melihat jenazah Brigadir J, keluarga mengaku sempat tidak diizinkan polisi untuk melihat kondisi jenazah Brigadir J begitu tiba di rumah pada Sabtu 9 Juli  2022.

Namun setelah Ibu dari Brigadir J mendesak, pihak keluarga akhirnya diperbolehkan. Mereka juga mengatakan sejak kedatangan jenazah Brigadir J.

Baca Juga: Biaya Balik Nama Kendaraan Bermotor Gratis, Benarkah? Simak Informasinya

Tidak ada penjelasan apapun dari kepolisian terkait dengan penyebab atau kronologi terjadinya aksi penembakan Brigadir J. Kakak kandung Brigadir J pertanyakan HP adeknya ia meyakini jika terdapat hal baru yang terungkap melalui HP.

Keluarga curiga jika HP Brigadir J sengaja dihilangkan atau dibuang, kami juga menanyakan handphone adik kami itu sampai sekarang tidak ada diserahkan ke kami alasannya tidak ditemukan padahal bukti lain katanya bisa ditemukan.

Pihak keluarga mengatakan jika terdapat empat luka tembak pada tubuh Brigadir J di antaranya yaitu satu luka tembak di tangan, dua luka didada, dan satu luka tembak lainnya di bagian leher.

Selain itu pihak keluarga juga mengungkapkan terdapat luka-luka dari sayatan senjata tajam di bagian mata, mulut, hidung, dan kaki.

Baca Juga: Tagar Pray For Garut Tranding Topik di Twitter

Keterangan pihak keluarga terkait luka Brigadir J tersebut berbeda dengan keterangan pihak kepolisian Ahmad Ramadhan mengatakan jika Brigadir J mengalami 7 luka dari lima tembakan di tubuhnya.

Berasal dari sayatan proyektil yang telah ditumbangkan oleh Bharada E Brigadir J tidak adanya bukti pasti berupa rekaman CCTV. Pihak keluarga tidak yakin jika Brigadir J melakukan pelecehan seksual terhadap istri kadiv Propam.

Sebelum melihat rekaman CCTV yang memperlihatkan kejadian tersebut. Namun sayangnya insiden penembakan itu tidak terekam kamera CCTV lantaran kamera pengawas di rumah Irjen Ferdy Sambo mati saat kejadian.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budi Herdi Susianto mengungkapkan alasan tidak berfungsinya kamera pengawas pada saat itu lantaran recorder atau DVR CCTV nya rusak pernyataan ini menambah kejanggalan atas kasus penembakan yang menewaskan Brigadir J.

Baca Juga: Pasien Penyakit DBD di RSUD dr.Soekardjo Tasikmlaya Mencapai 100 Orang Setiap Bulan

Pengamat kepolisian dari Institute for security and strategic studies Bambang Rukminto juga mempertanyakan terkait longgarnya pengawasan di rumah dinas Jenderal bintang dua tersebut.

Keluarga sebut jika Brigadir J diancam akan dibunuh, pihak keluarga mengatakan jika Brigadir J mendapat ancaman pembunuhan. Kakak kandung korban mengatakan jika Brigadir J cerita kepada pacarnya yang berada di Bangko Merangin Jambi ternyata dia pernah cerita di sini sama pacarnya.

Bahwasanya tidak tahu kapan pastinya bercerita pacarnya itu baru kasih tahu kemarin setelah kedatangan jenazah almarhum bahwasanya almarhum dapat ancaman ini dibunuh kata Yuni Selasa 12 Juli 2022.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: YouTube UNCLE WIRA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x