Kabar Terpanas Brigadir J: Akhirnya Bharada E Mengakui Bahwa Dia adalah Sang Penembak, Benarkah Seperti Itu?

- 28 Juli 2022, 07:00 WIB
Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik.
Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik. /ANTARA/Muhammad Zulfikar./

PRIANGANTIMURNEWS – Dalam kasus kematian Brigadir J Komnas HAM memiliki dua fungsi, yang pertama adalah sebagai pengawas eksternal dan kedua adalah sebagai pemantauan penyidikan.

Melihat dari berbagai komentar-komentar para netizen dari berbagai media, banyak masyarakat yang sekarang sepertinya agak kesel dan juga kecewa dengan Komnas HAM.

Karena dinilai hasil-hasil pemaparannya itu terlalu mendukung hal yang tidak sesuai dengan pikiran dari sebagian masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Kamis 28 Juli 2022: Elsa Kerja di Cafe Papa Surya

Menurut Ketua Komnas HAM yang bernama Ahmad Taufan Damanik pada saat sebelum dilakukan pemeriksaan, dia sempat berbicara beberapa belas menit dengan Bharada E.

Bharada E terlihat tenang dan stabil dalam menjelaskan keterangan dan aspek-aspek lain secara runtut bahkan saat harus mensimulasikan, dia bisa lakukan dengan sangat baik.

Bharada E mengaku sebelum datang ke Komnas HAM dia juga melihat youtube.

Baca Juga: Jadwal Sholat Hari Ini, Kamis 28 Juli 2022 untuk Wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan Sekitarnya

Menurut keterangan Ahmad Taufan Damanik ini ada bahasa tubuh dan juga intonasi pada saat terjadi diskusi antara Barada E dengannya.

Itu terlihat tenang, stabil, dan menceritakannya seperti tidak memiliki beban, dibuatnya santai kayak bicara dengan teman.

Ini terlihat janggal meski Bharada E sudah mengakui bahwa dia adalah yang menembak.

Ada alasan kenapa Bharada E terlihat tenang dan stabil ketika berbicara.

Baca Juga: Viral! Berawal dari Konten Media Sosial dan Berakhir Pada Kematian

Kemungkinan Bharada E bukanlah yang pertama kali dia dilakukan wawancara, kemungkinan Barada E ini sering dilakukan wawancara-wawancara sebelumnya dalam kategori berita acara pemeriksaan.

Pasti dia sudah belajar, karena diperiksa lebih dari satu kali kemungkinan besar terjadinya distorsi akan tinggi dan persiapannya sangat baik.

Jika diwawancara lebih dari satu, dua, tiga, empat kali biasanya sudah ditemani dengan pengacara dan akan lebih nyaman, lebih tenang, dan juga akan dijaga hak-haknya.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: YouTube Anjas di Thailand


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah