Gerakan kepanduan di Hindia Belanda didirikan pada tahun 1912 di Jakarta bernama Nederland Padvinders Veregining atau NPV kemudian diganti nama dengan Nederland Indische Padvinders Veregining atau disingkat NIPV pada 4 September 1917.
Sedangkan gerakan kepanduan nusantara oleh pribumi dibuat pada 1916 diprakarsai oleh Pangeran Aa Mangkunegara ketujuh tanpa campur tangan dari Belanda.
Organisasi itu diberi nama Javaansche Padvinders Organisatie atau JPO. Lahirnya JPO menjadi penyemangat berdirinya organisasi kepanduan lain di Indonesia pada saat itu, seperti JJP (Jong Java Padvinderij), NATIPIJ (Nasionaal Indonesische Padvinderij), SIAP, dan Padvinder Muhammadiyah yang kemudian dikenal dengan nama Hizbul Wathan.
Beragam gerakan kepanduan di Indonesia kemudian dileburkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 9 Maret 1901 menjadi organisasi baru yang bernama gerakan Pramuka dengan lambang tunas kelapa.
Lambang tersebut kemudian disahkan dalam Keppres Nomor 238 tahun 1961. Kemudian pada tanggal 14 Agustus 1961 secara resmi gerakan Pramuka diperkenalkan kepada masyarakat setelah Presiden Soekarno menganugrahkan Panji gerakan Pramuka dengan Keppres Nomor 448 tahun 1961.
Itulah sejarah dibalik peristiwa atau tanggal 14 Agustus, yaitu Hari Pramuka. ***