Namun bedanya, terjadi hambatan dari objek tertentu, seperti misalkan pegunungan. Pada akhirnya membuat arus udara menjadi bergerak naik ke atas (vertikal)
Ketika udara naik serta mengandung banyak uap air didalamnya dan bersifat stabil. Saat mencapai suhu titik embun di puncak gunung, uap air akan mulai melakukan kondensasi.
Baca Juga: Persib VS PSM Makassar, Luis Milla: Ini Laga Final!
Berubah menjadi sebuah awan yang mengikuti konstruksi puncak gunung tersebut.
Awan tersebut menunjukkan indikasi adanya sebuah aliran udara yang tak beraturan (turbulensi) cukup kuat di lapisan atmosfer.
Artinya, dikawasan adanya awan Lenticularis atau awan UFO tersebut sangat berbahaya untuk penerbangan saat itu.
"Awan UFO terbentuk murni fenomena meteorologis (cuaca) dan tidak ada kaitannya dengan gempa bumi," ungkap Yustus.
"Tak seperti yang beredar di masyarakat saat ini, fenomena baru muncul sekali ini saja di wilayah Jayapura," lanjutnya
Terlepas dari suatu pertanda atau tidak, fenomena gempa Jayapura akhir-akhir ini memang menjadi perhatian publik lantaran intensitasnya yang padat.
BMKG pusat mencatat rekor kejadian gempa sejak tanggal 2 Januari hingga 11 Februari 2023 pukul 09:15 WIT, setidaknya telah terjadi 1,174 kali gempa di Jayapura.
DIantaranya, 1172 kejadian tercatat sebagai guncangan gempa Jayapura yang terasa oleh masyarakat dan cukup besar.