PRIANGANTIMURNEWS - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi demi untuk menolak kenakan BBM.
Para mahasiswa melakukan orasi di depan Depo Pertamina Tasikmalaya Jalan Sutisna Senjaya Kota Tasikmalaya.
Ketua PMII Tasikmalaya, Muhaemin Abdul Basit mengatakan pada Sabtu 03 September 2022 Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Fertalit dan Solar.
Keputusan Presiden dalam menaikan harga BBM menjadi konflik di tengah masyarakat Indonesia. Apalagi sekarang ini di saat pemulihan ekonomi pasca pandemic COVID-19 yang belum usai.
Pemerintah menyebutkan bahwa
alasan kenaikan BBM adalah pemerintah telah mensubsidikan APBN sebesar Rp. 502 triliun untuk BBM, Listrik dan Migas dan diperkirakan akan bertambah lagi.
Polemik di tengah harga minyak dunia yang meningkat. Dengan alasan tersebut seharusnya pemerintah bisa membuat keputusan yang tetap mempertimbangkan bagaimana dampak-dampak yang akan terjadi bagi masyarakat di Indonesia.
Berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2022 untuk subsidi energi dianggarkan Rp. 208 triliun bukan untuk keseluruhan anggaran.
Kenyataan penggunaan anggaran yang digunakan untuk BBM dan LPG 3 kg baru mencapai Rp. 54,31 Triliun atau (36,36 persen), subsidi untuk listrik baru mencapai Rp. 21,27 triliun atau (35,71 persen).