Mengejutkan! Ini Dia Kronologi Kericuhan di Stadion Kanjuruhan yang Menyebabkan 127 orang Meninggal Dunia

2 Oktober 2022, 11:13 WIB
keterangan pihak kepolisian terkait kericuhan yang terjadi di stadion Kanjuruhan Malang. /Instagram @undercover

PRIANGANTIMURNEWS - Kerusuhan yang terjadi antara suporter Arema FC vs Persebaya usai pertandingan berakhir menjadi sorotan, karena tragedi ini menewaskan 127 orang.

Kronologi tragedi berdarah di stadion Kanjuruhan ini terjadi pada Sabtu, 1 Oktober 2022. usai laga berakhir. Berikut kronologi ini terjadi versi polisi.

Laga antara Arema vs Persebaya dimulai pukul 20.00 WIB dan berlangsung sengit. Pertandingan berakhir dengan skor 2-3 untuk kemenangan Persebaya.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengatakan mulanya pertandingan Arema vs Persebaya berjalan lancar dan aman.

Baca Juga: Bacaan Niat Puasa Senin dan Kamis Beserta Manfaatnya

Namun, usai peluit pertandingan berakhir, sejumlah oknum suporter Arema FC merasa kecewa dan meluapkan emosinya dengan memasuki lapangan pertandingan.

Sesaat setelah pertandingan usai, tepatnya pada pukul 21.58 WIB, pemain dan ofisial Persebaya Surabaya dilempari botol air mineral dan barang lainnya saat hendak masuk ke dalam kamar ganti pemain.

Kemudian, berselang dua menit, suporter Aremania turun ke lapangan dan menyerang pemain Arema dan ofisial.

Baca Juga: Tanggapan Mahfud MD Terkait Tragedi Pertandingan Arema vs Persebaya

“Oleh petugas keamanan, (mereka) dilindungi dan dibawa masuk ke dalam kamar ganti pemain,” kata Nico.

Keadaan semakin tidak terkendali, Aremania yang turun ke lapangan semakin banyak dan beralih menyerang aparat keamanan.

Petugas keamanan lantas memberikan tindakan tegas dengan menembakkan gas air mata ke arah suporter tersebut.

“Karena suporter Aremania semakin brutal dan terus menyerang aparat keamanan serta diperingatkan beberapa kali tidak dihiraukan,” tuturnya.

Baca Juga: Mengerikan!! Kronologi Detik-detik Kericuhan Suporter di Kanjuruhan Malang, Arema vs Surabaya

Buntut tembakan gas air mata tersebut, suporter yang berada di tribun berlari membubarkan diri keluar stadion.

Sementara itu pihak keamanan masih berjaga di lobi stadion dan stand by di depan pintu VIP.

Masih dari keterangan Nico, sekira pukul 22.30 WIB, rombongan pemain dan ofisial Persebaya bergerak meninggalkan stadion Kanjuruhan dengan menggunakan mobil rantis dan pengawalan.

Namun, saat itu, Aremania mengadang mobil yang ditumpangi pemain Persebaya dengan pagar besi pembatas di jalur sebelum pintu keluar.

Mereka melempari kendaraan rantis dengan paving blok, botol air mineral, batu, kayu, dan lain lain.

Baca Juga: Viral di TikTok! Inilah Lirik Lagu Bebaskan Diriku: Ini Pasanganmu Bukan Musuhmu, Mewakili Hati Lesti Kejora?

“Kemudian Aremania juga merusak 2 unit Mobil Patwal Sat Lantas dan membakar 1 unit Truk Brimob dan 2 unit Mobil di pintu masuk depan Stadion Kanjuruhan,” ujar Nico Afinta.

Pada momen ini, gas air mata kembali ditembakkan aparat ke arah kerumunan suporter dengan tujuan untuk membubarkan Aremania.

Sementara itu, rombongan suporter yang masih berada di tribun tertahan dan berdesakan karena jalan masih diadang oleh pagar besi pembatas pada jalur yang dilalui.

“Akibat kejadian tersebut, banyak suporter Aremania dan aparat keamanan yang mengalami luka-luka,” katanya.

Suporter yang mengalami luka dan sesak nafas kemudian mendapat pertolongan pertama di ruang medis Stadion Kanjuruhan.

Namun karena korban terlalu banyak dan tidak bisa tertampung, korban lain dibawa ke rumah sakit setempat menggunakan ambulans, truk polisi, dan kendaraan lainnya.

Baca Juga: Sepak Bola Indonesia Dibekukan, Timnas Dilarang Tampil Selama 5 Tahun! Inilah Sanksi yang Diberilkan Oleh FIFA

Akibat kerusuhan tersebut, Nico Afinta mengatakan sebanyak 127 orang meninggal dunia dan 180 orang lainnya tengah menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit setempat.

"Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri," ujar Nico.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Instagram @beritaindonesia_

Tags

Terkini

Terpopuler