PRIANGANTIMURNEWS - Kata Istiqomah sudah sangat akrab di telinga kita, istiqomah dalam terminologi Islam adalah berpendirian kuat atau teguh pendirian.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, Istiqomah itu tidak mudah. Dan semua orang pasti punya kecenderungan amalan tertentu.
Yang tentu saja amalan tiap orang beda tersebut tidak akan sama dengan yang lainnya.
Baca Juga: Catat! Ini Dia Tanggal Lomba Melamun Diadakan, Seneng Kan Kaum Rebahan ?
" Ada orang yang tidak bisa sholat tahajud tapi dia rajin berpuasa. " ujar Adi Hidayat di akun Instagram pribadi seperti yang di lihat priangantimurnews. com pada Jum'at pagi 24 Februari 2023.
Lebih lanjut Adi Hidayat mencontohkan amalan orang yang lainnya.
" Ada orang yang belum puasa tapi senang baca Al Qur'an. Maka ada yang konsisten disitu. " ujarnya.
Adi Hidayat kemudian memaparkan isi Qur'an surat 2 ayat 148. Ayat tersebut artinya.
" Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepada-Nya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. "
Masih menurut Adi Hidayat bahwa setiap orang punya orientasi amalan yang dia sukai. Maka konsistenkan dulu amalan tersebut. Lalu setelah konsisten kemudian berlomba mendapatkan kualitas amalan itu.
Baca Juga: Manchester United Mengalahkan Barcelona dalam Big Match Liga Europa
" Seseorang tidak bisa tahajud, bukannya tidak mau tapi ada keterbatasan. Tetapi dia bisa mengkonversi amalan lewat hartanya. Dia perbanyak sodaqoh. " lanjut Adi.
" Ada lagi orang yang tidak mampu sodaqoh, belum bisa tahajud tapi dia optimalkan puasanya nah di titik itulah... kata Allah, semangatnya adalah menjaga konsistensi amalan." lanjutnya.
Adi Hidayat diakhir pacarannya menyampaikan bahwa Al Qur'an begitu indah dimana Al Qur'an tidak mengatakan. " Kamu yang unggul, yang itu rendah! "
Tepati Qur'an memotivasi berlomba dengan yang lain.
" Kalimat lomba inilah yang menjadikan dalam waktu bersamaan kita dibimbing konsisten dalam amalan kita." pungkas Adi Hidayat.
Baca Juga: 5 Keutamaan Bulan Syaban, Menyambut Pelaporan Amal dan Persiapan Ramadhan
Jadi amalan seseorang tidak akan sama dengan yang lain. Hal ini tetap menjadi kelebihan seseorang. Dan sudah barang tentu kebaikan atau amalan seseorang hanya Allah yang bisa menilainya.
Intinya jangan menganggap kita paling unggul karena amalan kita sementara orang lain kita anggap rendah karena tidak melakukan amalan seperti yang kita lakukan.
Wallahu'alam bisawab.***