Menurut data, rata-rata laga Premier League musim 2021/22 lalu pun berakhir dengan hanya 60 menit 59 detik aksi sepak bola.
Setengah jam sisanya habis buat perintilan non-bola kayak jeda pelanggaran, persiapan bola mati, dan lain-lain.
Kondisi ini sebetulnya udah jadi concern para ahli sejak lama. Katanya, perhitungan waktu perlu berubah format biar efektif.
IFAB sendiri udah ngasih concern pada 2017 lalu di booklet mereka, "Play Fair!". Di situ tertulis kalo waktu in-game dalam pertandingan sepak bola mestinya bertambah.
Kemudian, muncul ide lanjutan yang bilang kalo sepak bola bisa makai format waktu main 2x30 menit dengan sistem stop clock kayak NBA/NFL. Artinya, waktu berhenti setiap bola gak dimainkan.
Awal tahun ini, format itu sudah diuji oleh FA Portugal dalam sebuah kompetisi U-23, dan lagi diteliti kemungkinan pro-kontranya.
Baca Juga: Berita Persib Terbaru Hari Ini - 26 Mei 2022: Kans Omid Nazari Kembali ke Persib
Kalau pakai sistem stop-clock sih berarti mirip pas main PES di PS2 dulu. Kalo bola out atau kick-off, waktunya berhenti. Sisi positifnya ini bisa ngilangin kebiasaan sih. Lebih efektif. Tapi, bukannya durasi 90 menit udah jadi ciri khas, bukan begitu.***