Presiden Soekarno dan Wahyu Jayabaya

26 Mei 2022, 18:12 WIB
Presiden RI Pertama Ir. Soekarno. /Buku Dunia Batin 2 Macan Asia

PRIANGANTIMURNEWS- Jayabaya menjadi tokoh yang berperan penting dalam kehidupan Soekarno.

Jayabaya terkenal dengan ramalan ratu adil, yaitu akan datang pemimpin yang dapat menyamarkan bangsa ini dari penjajahan.

Terlepas dari mitos atau bukan ramalan tersebut sangat populer bagi rakyat, termasuk Soekarno.

Ketertarikan Soekarno pada sosok Jayabaya terjadi ketika ia menempuh pendidikan di Surabaya.

Soekarno mempelajari bisi populer ratu adil ketika ada di rumah H.O.S Tjokroaminoto. Pemahamannya tentang ratu adil menemukan satu kesimpulan.

Baca Juga: Jadwal FIFA Matchday Indonesia vs Bangladesh, Berikut Daftar Pemain Yang Dipanggil Shin Tae-yong

Bahwa keberhasilan gerakan massa di masa lalu disebabkan oleh adanya motivasi atau doktrin ratu adil yang digerakkan pemimpin kepada masyarakat.

Ketika Soekarno mendirikan PNI, ia menggunakan konsepsi ratu adil sebagai salah satu konsepnya dalam merekrut massa.

Oleh karenanya, ketika diadili di pengadilan kolonial pada tahun 1930, Soekarno menyinggung perihal ide dan visi ratu adil.

"Haraplah pikirkan, Tuan-tuan Hakim, apakah sebabnya rakyat senantiasa percaya dan menunggu-nunggu datangnya ratu adil, apakah sebabnya prabu Jayabaya sampai hari ini masih terus menyalakan harapan rakyat," kata Soekarno.

Baca Juga: Ratusan CPNS Mengundurkan Diri Bisa Merugikan Negara

Tak lain dan tak bukan ialah karena hati rakyat yang menangis itu, tak henti-hentinya, tak habis-habisnya menunggu-nunggu atau mengharap-harapkan datangnya pertolongan.

Sebagaimana orang yang berada dalam kegelapan tak henti-hentinya pula saban hari, saban menit, saban jam menunggu-nunggu dan mengharap-harap, kapan, kapankah matahari terbit ?

Soekarno menolak tuduhan pemerintah kolonial bahwa ide ratu adil adalah buatan para penghasut, seperti kita, dukun, atau intelektual yang punya lidah licin dan pena tajam, ide-ide yang menggerakkan rakyat adalah hasil dari kesengsaraan rakyat sendiri.

Kemasyhuran ramalan Jayabaya sangat populer di zaman Jepang. Ramalan Jayabaya yang berbunyi tentang keruntuhan Jepang menginspirasi rakyat untuk bergerak dan melawan penjajah dan kebengisan tentara Jepang.

Oleh karenanya, ramalan Jayabaya menjadi motivasi akan gerakan rakyat yang didorong oleh semangat doktrinal khazanah Jawa.

Ramalan revolusi yang menginspirasi gerakan massa antara lain tebu saujun, ana wedon saka lor kulon, Ake Mul more putih, ateken tebu Wulung yang artinya ada senggok tebu, ada hantu dari barat laut, berselimut mori putih bertingkat tebu hitam.

Tafsir dan analisa dari ramalan Jayabaya mengarah pada kekalahan Belanda pada Jepang yang digambarkan sebagai hantu yang hidup lagi untuk menjajah Indonesia.

Baca Juga: 7 Bukti Kebapukan Manchester United Musim 2021-2022

Hantu itu bersembunyi dalam kain putih, terlihat hendak menolong, padahal ia sejatinya tetap hantu yang akan menyengsarakan rakyat.

Keakraban Soekarno dengan ide dan visi ratu adil Jayabaya tidak hanya semata teoretis. Soekarno benar-benar mempraktikkan ide dan gagasan ramalan ratu adil dalam hidupnya.

Hal ini dapat dilihat dari pengakuan Lasi Suroharjdjo, mantan lurah menang. Menurut pengakuannya, Soekarno datang tiga kali sebelum kemerdekaan ke tempat di mana Jayabaya pernah bertahta.

Kedatangan pertama Soekarno hanya mengisyaratkan kepada lurah Sastrojo bahwa ia harus menjaga petitasan Jayabaya. Soekarno berpesan," peliaranen sing apik, Iki perlu banget (Peliharalah yang baik, ini penting sekali),"

Ketika kemerdekaan hendak diproklamasikan, Soekarno datang untuk ketiga kalinya. Kedatangannya memberikan sebuah pesan,"Sawanku Iki perlu nyuwun wahyune keraton, ayo pade bantuen (saya datang ke sini untuk meminta Wahyu keraton, kalian hendaknya membantu saya),"

Baca Juga: LINK STREAMING, Nonton Wedding Agreement The Series Full Episode Terakhir, Gratis KLIK DISINI

Setelah percakapan hendak meminta Wahyu keraton, Soekarno melanjutkan dengan ucapannya, "wis, kapareng, ayo pada mundur (sudah dikabulkan, mari kita pergi)."

Pak Lasi menjelaskan bahwa permintaan Soekarno telah dikabulkan, kemudian, tak lama setelah kunjungan ketiganya itu, Soekarno benar-benar memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Potret perjalanan Soekarno yang berkaitan dengan peristiwa proklamasi kemerdekaan RI dan wahyu Jayabaya ini secara tidak langsung menunjukan bahwa ia telah menyadari nilai historis dan mistik dalam hidupnya.

Soekarno seolah hendak menghubungkan dirinya dengan leluhur pemimpin Jawa yang mendapatkan wahyu keprabon dalam memimpin sebuah kerajaan atau negara.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Buku Dunia Batin 2 Macan Asia

Tags

Terkini

Terpopuler