Pantun Ditetapkan Sebagai Warisan Non Benda Dunia Oleh UNESCO

- 18 Desember 2020, 19:55 WIB
Panggung kesenian
Panggung kesenian /ANTARA/PRIANGANTIMURNEWS AGUS
PRIANGANTIMURNEWS- Pantun yang sering dijadikan bahasa komunikasi oleh orang Melayu ternyata menarik perhatian warga dunia.
 
Nilai-nilai yang terkandung dalam pantun menjadikan tutur moral sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB-UNESCO).
 
 
Prof. Surya Rosa Putra selaku Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO ketika di London mengatakan, ditetapkannya pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of thw Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESO di Paris, Perancis. Kamis 18 Desember 2020.
 
Dilansir Priangan Timur News dari Antara 'UNESCO tetapkan pantun sebagai warisan budaya dunia takbenda'
 
Dikatakan Nominasi Pantun diajukan secara bersama Indonesia dan Malaysia ini menjadi tradisi budaya Indonesia ke-11 yang diakui UNESCO. Sebelumnya Pencak Silat diinskripsi sebagai Warisan Budaya Takbenda 12 Desember 2019.
 
Surya Rosa Putra mengatakan UNESCO menilai Pantun memiliki arti penting bagi masyarakat Melayu bukan hanya sebagai alat komunikasi sosial namun juga kaya akan nilai-nilai yang mejadi panduan moral.
 
Dikatakannya pesan disampaikan melalui Pantun umumnya menekankan keseimbangan dan harmoni hubungan antar manusia.
 
"Bagi Indonesia, keberhasilan penetapan Pantun sebagai Warisan Budaya Takbenda tidak lepas dari keterlibatan aktif berbagai pemangku kepentingan,” ujarnya.
 
Dikatakannya keterlibatan baik pemerintah pusat dan daerah, maupun berbagai komunitas terkait Pantun seperti Asosiasi Tradisi Lisan (ATL), Lembaga Adat Melayu, Komunitas Joget Dangdung Morro, Komunitas Joget Dangdung Sungai Enam, Komunitas Gazal Pulau Penyengat, Sanggar Teater Warisan Mak Yong Kampung Kijang Keke, serta sejumlah individu dan pemantun Indonesia.
 
Prof. Surya menyampaikan sebagai nominasi Indonesia pertama diajukan bersama dengan negara lain, inskripsi Pantun memiliki arti penting bagi Indonesia dan Malaysia, yang merefleksikan kedekatan dua negara serumpun yang berbagi identitas, budaya, dan tradisi Melayu.
 
Bagi komunitas Melayu, Pantun memiliki peran penting sebagai instrumen komunikasi sosial dan bimbingan moral yang menekankan keseimbangan, harmoni, dan fleksibilitas hubungan dan interaksi antarmanusia dalam syairnya.
 
“Hari ini, tidak hanya sebagai identitas Melayu, Pantun juga telah menjadi media pendukung dalam pemberdayaan ekonomi kreatif,” ujarnya.
 
Diharapkan Indonesia dan Malaysia berkomitmen untuk terus melakukan berbagai upaya untuk memastikan pelindungan Pantun sebagai Warisan Budaya Takbenda melalui pelibatan aktif komunitas lokal di kedua negara.
 
Pantun juga dilestarikan dengan diajarkan secara formal di sekolah dan melalui kegiatan kesenian.***
 

Editor: Agus Kusnanto

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x