Kisah Kesenian Tradisional Benjang Batok Asli Pangandaran yang Berhasil Mengelabui Penjajah Jepang

- 25 September 2021, 12:08 WIB
Kesenian Benjang Batok di Sanggar Saung Angklung Mang Koko Desa Cibanten, kecamataten
Kesenian Benjang Batok di Sanggar Saung Angklung Mang Koko Desa Cibanten, kecamataten /Aldi Nur Fadilah/Sabtu, 25 September 2021

"Kesenian Benjang batok ini merupakan sisa perjuangan saat membela nusa dan bangsa zaman penjajahan Jepang," terangnya.

Baca Juga: Mitos Kedatangan Naga Bintang di Pantai Pangandaran, Ini Kata Nelayan Batukaras

Menurut Mang Koko cara Benjang batok melawan penjajah Jepang hanya dengan mengelabui para penjajah dengan sekumpulan perempuan.

Pada waktu itu menurut Mang Koko terjadi pada zaman kerja paksa atau Romusa. Untuk menghindari terjadinya kerja paksa yang menyebabkan banyak korban, para perempuan di daerah Karangpaci berkumpul membentuk kelompok Benjang batok.

Salah satunya ibu-ibu pada zaman itu mengelabui penjajah dengan diiringi Benjang batok yang merupakan gerakan tarian dengan memukul batok.

Supaya penjajah itu senang akan hiburan terus bikin lupa yang akhirnya, bisa membuat penjajah melupakan segala hal termasuk niat romusa di daerah tersebut.

"Akhirnya para penari Benjang batok berhasil mengalihkan perhatian, sehingga para suami penari bisa lari ke mana saja agar terhindar dari romusa," terangnya.

Baca Juga: Gunung Parang Pangandaran Menjadi Saksi Petarungan Dua Pengawal yang Memperebutkan Pusaka Raja Galuh Ajisaka

Benjang batok berasal dari kata asalnya bahasa Sunda yaitu "Ngabebenjo Anu Nganjang".

Benjang yang artinya dalam bahasa Indonesia Memanjakan atau melayani dengan baik dengan tujuan mengalihkan perhatian para penjajah.

Halaman:

Editor: Agus Kusnadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x