"Kesenian Benjang batok ini merupakan sisa perjuangan saat membela nusa dan bangsa zaman penjajahan Jepang," terangnya.
Baca Juga: Mitos Kedatangan Naga Bintang di Pantai Pangandaran, Ini Kata Nelayan Batukaras
Menurut Mang Koko cara Benjang batok melawan penjajah Jepang hanya dengan mengelabui para penjajah dengan sekumpulan perempuan.
Pada waktu itu menurut Mang Koko terjadi pada zaman kerja paksa atau Romusa. Untuk menghindari terjadinya kerja paksa yang menyebabkan banyak korban, para perempuan di daerah Karangpaci berkumpul membentuk kelompok Benjang batok.
Salah satunya ibu-ibu pada zaman itu mengelabui penjajah dengan diiringi Benjang batok yang merupakan gerakan tarian dengan memukul batok.
Supaya penjajah itu senang akan hiburan terus bikin lupa yang akhirnya, bisa membuat penjajah melupakan segala hal termasuk niat romusa di daerah tersebut.
"Akhirnya para penari Benjang batok berhasil mengalihkan perhatian, sehingga para suami penari bisa lari ke mana saja agar terhindar dari romusa," terangnya.
Benjang batok berasal dari kata asalnya bahasa Sunda yaitu "Ngabebenjo Anu Nganjang".
Benjang yang artinya dalam bahasa Indonesia Memanjakan atau melayani dengan baik dengan tujuan mengalihkan perhatian para penjajah.