Tradisi Nyangku, Mencuci Pusaha Kerajaan Galuh Telah Berumur Ratusan Tahun Tetap Dilestarikan

- 2 November 2021, 17:02 WIB
 Masyarakat dari berbagai daerah sedang menyaksikan Tradisi Nyangku di Nusa Gede di tengah Situ Panjalu atau Situ Lengkong, Kabupaten Ciamis
Masyarakat dari berbagai daerah sedang menyaksikan Tradisi Nyangku di Nusa Gede di tengah Situ Panjalu atau Situ Lengkong, Kabupaten Ciamis / NURHANDOKO WIYOSO/ Pikiran Rakyat

Ada tiga pusaka utama yang dijamas, yakni pedang Zulfikar yang merupakan pemberian Sayidina Ali, kujang panjalu, stok komando. Ikut dicuci pula sejumlah pusaka lain berupa keris, kujang, tombak dan lainnya.

Baca Juga: Bocah Tewas Tenggelam di Kolam Renang, Pengelola Kolam Renang Diperiksa Polisi

Seperti dikutip priangantimurnews.com dari Pikiran Rakyat, Pengurus Yayasan Borosngora, Pandu Cakradinata, mengatakan, pelaksanaan Nyangku dalam suasana pandemi Covid-19, berbeda dari sebelumnya.

Dalam kondisi normal, pelaksanaan jamasan berlangsung di alun-alun. Namun saat ini dilakukan di Nusa Gede, Situ Panjalu.

“Penyucian benda pusaka ini peninggalan Prabu Boronsngora. Tradisi ini produk budaya warisan dari leluhur Panjalu,” katanya.

Baca Juga: Ternyata ada Ikan Alien di Malaysia, Berikut Karakteristiknya

Tradisi yang sarat makna tersebut, lanjutnya harus tetap dipertahankan, dilestarikan. Melestarikan budaya ini dalam upaya mupusti bukan migusti. “Menghindari perilaku yang menjurus terhadap sirik,” ujarnya.

Sementara itu Bupati Ciamis Herdiat Sunarya mengatakan, tradisi warisan budaya leluhur, harus tetap dirawat dan dilestarikan.

Tradisi yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu, tidak hanya memiliki makna tersurat atau yang terlihat, akan tetapi juga tersirat.

Baca Juga: Ternyata ada Ikan Alien di Malaysia, Berikut Karakteristiknya

Halaman:

Editor: Muh Romli

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah