Penguasa Laut Selatan Dewi Naga Hijau, Ini Kisahnya

- 24 Februari 2022, 21:49 WIB
Kisah Dewi Naga Hijau dan Ratu Selatan
Kisah Dewi Naga Hijau dan Ratu Selatan /Youtube Nasihat Kehidupan/

PRIANGANTIMURNEWS- Awal mula berdirinya kerajaan Jin di Laut Selatan di tanah Jawa dan riwayat Dewi Naga Hijau penguasa Laut Selatan.

Pada zaman Rasulullah diutus oleh Allah bangsa Jin bangsa dewa-dewi tidak boleh lagi menemui manusia di alam gaib tidak bermain lagi di Kancah dunia luar di Babad Tanah Jawa.

"Setelah era para Walisongo mereka mundur dan mengizinkan Islam disebarkan di tanah Jawa."kata, Syekh Mahfudin dikutip priangantimurnews.pikiran-rakyat.com Kamis 24 Februari 2022.

Babad Tanah Jawa sejak zaman dulu 50.000 tahun yang lalu Dewi Naga Selatan ditempatkan bersemayam di tanah Jawa di Indonesia.

Baca Juga: Shin Hye Sun Dinyatakan Positif COVID-19, Hentikan Jadwal Syuting Brave Citizen

Atas perintah bapaknya malaikat Caan untuk menetap dan tinggal di daerah Gunung Selok di daerah Cilacap Perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Didaerah Gunung Selok Cilacap ini tempat letak pusatnya puser bumi dan bersemayam para Dewa Dewi seluruh dunia.

Di Gunung Selok juga tempat tinggalnya Syeh Eyang Wenang dan Sang Hyang Wening begitu juga Eyang Semar yaitu salah satu Dewa yang bermain di tanah Jawa.

Eyang Semar ini adalah utusan dari Sanghyang Sis untuk mengajarkan orang Jawa tentang tatakrama yaitu tentang sopan santun bijaksana dalam segala hal harus legowo dalam hidup.

Mengajar bukan berarti tidak berusaha pasrah bukan berarti diam diri yang harus bisa berpikir mana yang baik dan mana yang tidak baik buat kita atau jangan di terima mentah-mentah.

Baca Juga: Menjelang Pertandingan Napoli Vs Barcelona, ​​​​Ini Prediksi, Pratinjau, dan Berita Tim Liga Eropa UEFA

Sanghyang Sis ini adalah kata pertama dari Naga Selatan Dewi Naga Selatan mempunyai tiga orang anak yaitu Dewi Blorong Dewi Rara Panas atau Dewi Kidul dan Dewi Ningrum.

Dewi Blorong sebagian Jawa Barat dan Jawa Tengah di Indonesia yang kedua Dewi Rara Panas menguasai daerah Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah

Dewi Ningrum hanya menguasai Jawa Timur saja. Ketiga putrinya ini masing-masing memiliki Sukma Sejati Ular Kobra, Naga Hijau dan Ular Sanca.

Ketiga putri bangsa Jin itu memiliki sifat dan perwatakan yang berbeda-beda Dewi Rara Panas adalah Dewi yang berparas cantik dan memiliki kemiripan dengan ibunya Dewi Naga Selatan.

Baca Juga: Buya Yahya Menjelaskan Berbagai Keutamaan Malam Nisfu Syaban

Ia memiliki sifat welas asih dan bijaksana.

Sedangkan saudara tuanya yakni Dewi Blorong berwatak panas digjaya dan menjadi ratu penguasa ilmu ke gelapan.

Beliaulah Dewi dari segala lembut yang menyebarkan ilmu kekebalan ilmu kesaktian ilmu santet dan sebagainya.

Oleh karena itu kekacauan yang disebabkan oleh ilmu-ilmu tersebut sebenarnya berasal dari Dewi Blorong dan bukanlah dari Dewi Rara Panas.

Dewi Roro Kidul, Dewi Ningrum adalah ratu Jin berwatak dingin dan lemah-lembut tokoh yang terakhir ini jarang muncul di dunia spiritual ketimbang kedua tokoh sebelumnya yakni Dewi Blorong dan Dewi Rara Panas.

Dewi Blorong mengangkat dua orang anak yang pertama adalah Dewi Kadita Dewi Kadita adalah putri raja dari ratu di zaman kerajaan Sunda kuno yaitu Prabu Munding Wangi yang mendapat cercaan dan hinaan akibat adanya fitnah yang disebarkan kerabat istana.

Putri raja tersebut akhirnya diasingkan ke hutan karena selain tidak disukai di kalangan istana Ia memiliki penyakit kulit yang sangat aneh walaupun seorang putri raja namun dengan penyakit kulit seperti ini tubuhnya menjadi amis dan berbau busuk.

Penyakit aneh nya itu diduga Putri tersebut terkena ilmu teluh dari para punggawa istana, karena disuruh oleh beberapa kerabat istana yang terkena bisikan jahat tersebut.

Akhirnya sang putri berputus asa dan terus berjalan tanpa arah sehingga sampailah Ia di suatu tebing samudra yang bergelombang lautnya sangat dahsyat.

Disaat ia berdiri di dekat tebing ia mendengar ada bisikan dari Dewi Blorong penguasa Laut Selatan dari bangsa jin.

Ia berjanji kepada penguasa laut untuk menerimanya menjadi pengikutnya namun sang penguasa laut Dewi Blorong memberkati ia sebagai ratu di alam ghaib dengan satu syarat sang putri harus terjun ke laut.

Alasan sang Putri harus terjun ke laut supaya dapat menjelma menjadi bangsa lelembut atau roh halus dan akhirnya Sang Putri lalu dijadikan Ratu penguasa Pantai Selatan di Pelabuhan Ratu Sukabumi Jawa Barat.

Mengenai adanya petilasan Roro Kidul dan makamnya yang berukuran besar adalah kisah nyata bukan legenda.

Hal itu pernah dialami oleh salah satu pemimpin Republik Indonesia Presiden pertama Soekarno dibantu oleh Ratu Kadita penguasa Laut Selatan yang berada di daerah Jawa Barat letak persisnya di daerah Sukabumi Karang Hawu.

Anak kedua dari Dewi Blorong adalah anak dari ratu atas Angin yaitu Putri Nawang Wulan untuk menjadi penguasa Pantai Selatan karena telah teruji sebagai pelaku di bumi.

Dengan ketabahan dan kasih sayang kyaknya seorang wanita manusia pada waktu itu Putri Nawang Wulan turun mandi bersama saudara-saudaranya mereka bertujuh tapi diantara semuanya dia lah paling cantik dan baik hati yang dimana mereka mandi disebuah Telaga di bumi tanah Jawa

Pada saat mandi mereka bersenang-senang tertawa bersama bersukaria tapi tanpa disadari mereka ada yang melihat sosok manusia yang berjenis lelaki.

Betapa kagetnya dia sambil mengintip semak-semak belukar melihat bidadari cantik cantik sedang mandi dan kebetulan laki-laki tersebut adalah orang sakti yang bernama Joko Tarub.

Joko Tarub ia mengambil salah satu selendang dari bidadari yang sedang mandi di Telaga tersebut.

Kemudian dia simpan dibalik bajunya, tibalah saatnya para Bidadari tersebut untuk kembali terbang ke angkasa meniti Pelangi 6 Bidadari telah siap dengan membentangkan selendangnya.

Namun seorang putri masih sibuk mencari-cari dimanakah gerangan selendang yang ia letakkan di balik semak alangkah gundah nya sang putri manakala para Bidadari telah terbang menuju angkasa.

Akhirnya ia mengadu dan menangis jadi jadinya di sebuah akar pohon besar di tepi Telaga Joko Tarub mengambil kesempatan ini untuk merayu sang Putri agar jangan terlalu bersedih dan berduka karena ia bersedia menolong dan memberinya tempat tinggal sampai selendang yang dicarinya ditemukan.

Baca Juga: Prediksi Skor Manchester United vs Watford, Head to Head, Pratinjau: Liga Premier 2021-22

Cerita inj bukanlah legenda tetapi kisah nyata yang terjadi di dunia dan pada suatu hari sang Putri berhasil menemukan selendang miliknya di sebuah Guci yang selalu dirahasiakan oleh suaminya Joko Tarub.

Akhirnya sang Putri mempersiapkan diri kembali ke Telaga untuk terbang menuju angkasa ke keratonnya Ratu Atas Angin yang dimana mempunyai anak satu laki-laki berusia masih berumur satu tahun.

Sebenarnya sang Putri berat meninggalkan anak semata wayangnya tapi dia kangen juga dengan keluarga yang di angkasa

Joko Tarub sangat terkejut dan sedih harus kehilangan sang putri Nawang Wulan dan dia memohon untuk tinggal beberapa masa lagi sambil berlari dan menggendong anaknya yang masih kecil

Setelah sekian lama Putri Nawang Wulan di negri asalnya mulailah memikirkan suami dan anaknya yang di bumi lalu dia minta izin sama ibundanya untuk punya sebentar lalu ibundanya mengatakan sekalinya turun anakku turunlah untuk selamanya.

Bunda sudah tahu apa yang akan terjadi dengan dirimu dan nanti anakku akan diangkat anak oleh keturunan bangsa jin yang menguasai wilayah Jawa Tengah yaitu Dewi Blorong.

Tapi anakku akan hidup didunia hanya 35 tahun dan anakmu sendiri tidak lama hidup di dunia hanya sampai remaja nanti meninggalnya karena sakit dan akan ikut dirimu anakku dialam sana.

Kalau anakku sudah siap Bunda antarkan sekarang atau mau dipikirkan lagi lalu dengan tegas Putri Nawang Wulan mengatakan dengan berat hati saya siap apapun yang akan terjadi di dunia

Saya akan menjalani dan tidak akan meninggalkan ajaran terah dari leluhur sendiri.

Ibundanya mengijinkan baik kalau begitu, dengan air mata berlinang dia mencium tangan ibundanya memohon Restu nya kuatkan hatimu, bnda akan tetap memberikan ilmu tapi dipakai saat yang darurat anakku.

Lalu Bunda Ratu Atas Angin memanggil pengawal pribadinya dan beberapa punggawanya yang dipercaya untuk mengawal turun ke bumi dengan diiringi 50.000 balad tentara dengan kereta kencana yang ditunggangi dan ditarik empat ekor kuda terbang menuju Telaga yang dimana tempat pertama bertemu dengan Joko Tarub.

Baca Juga: KASUS SUBANG, INI KRONOLOGI Pembunuhan Ibu dan Anak dari Awal hingga Penemuan Korban di Mobil Alphard 

Setelah sampai di tempat tersebut betapa senangnya Putri Nawang Wulan karena ia bisa dapat bertemu dengan suami dan anaknya lalu ia buru-buru mendatangi rumah Joko Tarub.

Sesampai disana dia hanya melihat anaknya sedang bermain sendiri, lalu dia bertanya kepada anaknya ke mana Bapakmu na dijawab dengan mata memandang dan tertegun sejenak

Bapak ada di sawah terkadang mengajarkan orang beladiri lalu Putri Nawang Wulan menangis hatinya Ingin rasanya memeluk tapi takut anak itu ketakutan ia sudah saya tunggu disini sampai Bapakmu pulang.

Kenalkan nama saya ibu Nawang Wulan lalu anak itu berkata Oh ini yang diceritakan Bapak bahwa saya mempunyai Ibu berasal dari langit yang bukan asli manusia dari alam lain.

Putri Nawang Wulan kaget tidak disangka bahwa bapaknya bercerita tentang siapa dirinya dan langsung dipeluk anaknya dengan menahan tangis yang di mana anak itu sudah berusia enam tahun.

Batin Putri Nawang Wulan mengatakan padahal baru beberapa bulan sudah besar seperti ini lalu mereka bermain bersama tertawa bercanda tanpa disadari ibunda Putri Nawang Wulan melihat dari kejauhan dimana anaknya bahagia.

Tak lama kemudian datanglah Joko Tarub pulang kerumah melihat istrinya Nawang Wulan kembali apa yang dipikirkan selama ini bahwa istrinya tidak akan datang lagi dan tidak mau memaafkan dirinya dan tidak akan mau bertemu lagi dengan anaknya yang di bumi.

Akhirnya mereka saling berpelukan dan saling tangis tangisan dan saling maaf-maafan suatu saat kemudian Putri Nawang Wulan bermain ke pantai Jawa bersama anaknya.

Pada saat suaminya pergi ke ladang dia ingin mengajak anaknya melihat pantai laut yang luas supaya anaknya mengerti alam di bumi ini tapi tanpa disadari dari kejauhan dipantau oleh Dewi Blorong dan panglimanya

Dewi Blorong tahu suatu saat anak ini akan menjadi penguasa Laut Selatan dan pada saat itu juga Nyi Blorong mau pulang ke istananya dan Dewi Bloreng bilang kepada panglimanya sekarang belum saatnya untuk diambil.

Setelah puas bermain Putri Nawang Wulan dengan anaknya yang sudah tak terasa sudah sore takut suaminya mencari-cari kembali pulang.

Seiring sejalan anaknya sudah mulai besar meningkat remaja hingga usia 20 tahun mulailah anaknya sakit-sakitan karena tidak ada obat yang membuat anaknya sehat lagi.

Maka jadilah ibundanya terpikirkan terus dan akhirnya tidak mau makan tidak mau tidur akhirnya ikut sakit juga karena dia ingat cerita ibundanya usianya tidak lama di bumi.

Ingat wasiat ibundanya Putri Nawang Wulan sempat sebentar berbicara dengan ibundanya lewat batinya salam sejahtera ibunda.

Nawang Wulan menyebut apakah tidak bisa dikasih waktu sudah sembilan tahun lamanya anaku sakit tidak sembuh-sembuh. Apa ini sudah menjadi takdir anakku.

Putri Nawang Wulan sambil menangis berkata, tanpa anak saya tidak bisa hidup karena anak belahan hati ibunda.

Ibundanya berkata dari awal bunda sudah bicara memang itu jalan hidup anakmu karena mengikuti alam manusia yang dimana harus mati tapi nanti ada yang menjemputmu dari bangsa jin yaitu Dewi Blorong.

Dewi Blorong Ia akan menjadi Ibu angkat di Laut selatan.

Kata, Putri Nawang Wulan ya sudah kalau begitu akan mengikuti peraturan yang ada kalau memang itu takdir Putri dan anak putri terima kasih ibunda salam sejahtera selalu.

Kata ibundanya, ya Ibu haya bisa mendoakan dari jauh.

Tak lama kemudian ada yang datang dan ternyata utusan Dewi Blorong untuk membawa anaknya dan Putri Nawang Wulan.

Lalu Putri Nawang Wulan berkata silahkan apabila mau dibawa anak saya, saya siap dan tak lama kemudian dibawa oleh utusan Nyi Blorong.

Tidak lama kemudian Putri Nawang Wulan dibawalah juga tapi sebelum dibawa dia menitip pesan kepada suaminya Mas Joko Tarub jagalah dirimu baik-baik dan harus hati-hati dengan siapa saja.

Kemudian Putri Nawang Wulan berkata saya sudah dijemput waktuku sudah tiba dan selamat jalan.

Dengan berteriak Joko Tarub menyebut, Nawang Wulan Jangan tinggalkan saya sama siapa nanti saya akan hidup, tanpa kalian saya tidak akan berdaya.

Sebelum nafas terakhir pergi Putri Nawang Wulan menyebut saya akan membantu Mas Joko dialam sana

Setelah perkataan terakhirnya Putri Nawang Wulan meninggalkan suaminya dan dibawa oleh utusan Dewi Blorong untuk dibawa ke istana Dewi Blorong.

Dewi Blorong sudah menunggu di singgasananya untuk menerima Putri Nawang Wulan yang nantinya untuk diajarkan ilmu kesaktian dan kejayaan.

Putri Nawang Wulan akan bersatu kembali dengan anaknya menghadap ke Dewi Blorong.

Dengan rasa hormat Putri Nawang Wulan memberi salam kepada Dewi Blorong.

Lalu Dewi Blorong membalas kembali, salammu saya terima berdiri anaku kini dirimu panggil saya bunda pengganti ibumu yang di angkasa sebagai ibu angkat mu yang di Laut Selatan

Bunda akan mengajarkan Nawang Wulan ilmu politik kerajaan dan kesaktian dan juga kejayaan dan dimana diajarkan apabila ada manusia yang kampang dan goyah keimanannya.

Nawang Wulan ajak untuk membuat suatu perjanjian tertulis dan lisan tanpa disadari telah ditipu oleh bangsa lelembut setelah diajarkan selama dua tahun barulah dinobatkan menjadi penguasa Laut Selatan.

Putri Nawang Wulan menguasai wilayah dari Karang Tritis sampai dengan Parangkusumo yang dimana istananya bersebelahan dengan Dewi Blorong

Putri Nawang Wulan juga dia diberi pasukan ada Maha Fatih, punggawa, pengawal dan lain-lain

Setelah mahir dan pintar mengatur tata negara di istana disinilah mulai Ratu Nawang Wulan bermain selain membantu suaminya di dunia.

Ratu Nawang Wulan mulai mencari manusia untuk membantu mereka tetapi minta syaratnya yaitu minta nantinya mau jadi pengikut saya terserah berapa mau dikasih dan gimana pantangannya tidak boleh menantang.

Saya dengan memakai baju merah atau hijau tapi kalau tidak ya akan diapa-apakan atau tidak bisa, seiring dengan waktu tiba-tiba lautnya merasa terguncang.

Ada apa gerangan di atas sana siapa yang membuat goncangan dengan dahsyatnya lalu dibukanya kaca benggala, setelah melihat itu semua.

Ratu Nawang Wulan keluarlah dari istananya dan menghampiri lelaki muda yang sedang bertapa di atas batu di pinggiran tebing

Wahai Senopati ada apa kau mengganggu dan mengguncangkan istanaku apa yang kamu inginkan Senopati.

Lalu ia berkata Wahai Ratu penguasa laut selatan saya ingin jadi raja bisakah Ratu membantu saya untuk mewujudkan keinginan saya.

Ratu Nawang Wulan berkata saya akan membantu Senopati menjadi raja besar di tanah Jawa dan begitu juga sampai keturunanmu kesananya.

Tapi ada syaratnya kamu harus mau menikah dulu dengan saya mau kah Senopati ikut dengan saya ke istana saya.

Senopati berkata, baik Kanjeng Ratu lalu dibawalah Senopati ke istananya di sana dipersiapkan acara untuk persiapan pesta pernikahan.

Sebelum pernikahannya Ratu Nawang Wulan melapor kepada Dewi Blorong bahwa saya mau menikah dengan manusia yang dimana minta tolong saya untuk membantu membuat istana Ditanah Jawa.

Nyi Blorong merestui. Kemudian Ratu Nawang Wulan melangsungkan pernikahannya dengan meriah.

Setelah itu Ratu Nawang Wulan mengingatkan perjanjiannya jangan lupa istana itu buatkan khusus untuk saya.

Saya juga minta anakmu yang lahir dari istri-istrimu dan akan saya majukan anak-anakmu untuk meneruskan generasi Senopati dan nanti akan kasih bukan Raja tapi Panembahan Senopati.

Karena bukan turun dari keturunan asli Raja karena ke anda adalah seorang Panglima yang berambisi ingin menjadi raja dengan Panembahan Senopati mempunyai anak satu laki-laki yang berbadan sukma dengan Ratu Nawang Wulan.

Akhirnya terbentuklah suatu istana besar di Yogyakarta, sekarang yang dinamakan tidak pernah lepas adanya sesaji sesaji di setiap yang tiangnya dan dililiti kain kuning dan hijau itu semua permintaan Ratu Nawang Wulan

Cerita tentang siapa Ratu atas angin Ibunda yang sekarang anaknya sudah menjadi Ratu Penguasa Laut Selatan yaitu Ratu Nawang Wulan.

Ibu daerah di Atas Angin itu adalah ratu ciptaan dari Dewi pelukis yang bersemayam di atas awan yang sekarang diciptakan ratu-ratu yang dimana orang-orang temui itu di Laut Selatan adalah ciptaan dari kedua Ratu tersebut yaitu Ratu Kadita dan Ratu Nawang Wulan.

Atas pengetahuan Dewi Blorong cerita ini disampaikan untuk mengetahui bahwa belajar ilmu gaib akan ada dampaknya dalam diri sendiri dan turunannya.

Memang ada yang berhasil dan ada juga yang tidak berhasil tapi banyak yang tidak berhasil dan itu dapat merubah takdir yang sudah ditentukan oleh Allah Subhanahu Wa ta'ala.

Untuk merubah takdir itu harus dikeluarkan siluman siluman dari badan manusia yang dimana harus dilawan dari hatinya karena ada turunan yang asli menjaga di dalam badannya apabila tidak dikeluarkan pasangannya yang liar liar tidak akan keluar.

Turunan aslinya yang jaga tidak bisa bermain karena turunannya menginginkan keberhasilan dan kejayaan dan kekayaan.

Tapi terkadang manusia tidak menyadari pergi kemana-mana malah menutup diri sendiri tanpa disadari rejekinya terambil oleh orang lain.

Kalau ingin menjadi sejatinya manusia harus dikeluarkan siluman siluman dari dalam badan manusia supaya hilang apes dan terbuka kembali rezekinya.

Tapi itu tidak mudah kalau tidak dilawan dari hati yang paling dalam dengan kekuatan diri dengan izin Allah subhanahuwata'ala.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: YouTube Nasihat Kehidupan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah