Network
PRIANGANTIMURNEWS- Usia pernikahan kerap kali jadi perbincangan hangat di kalangan remaja. Menimbang usia terbaik untuk menikah.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan anda menjalani hubungan yang baik.
Kelangsungan suatu hubungan dapat ditentukan oleh keterampilan komunikasi, kerja tim dan bertahan satu sama lain selama momen-momen sulit.
Beberapa pakar hubungan akan memberi tahu bahwa, usia sebagai hal yang kurang penting daripada pengalaman.
Dikutip Priangan Timur News dari Brides dan Times. Kamis, 11 Februari 2021.
Menurut April Davis, pendiri LUMA Luxury Matchmaking, “Belum tentu ada usia terbaik untuk menikah, tapi pasti ada waktu terbaik untuk menikah,"
Waktu terbaik untuk menikah adalah saat anda merasa nyaman dan percaya diri dengan pekerjaan dan kehidupan pribadi anda.
Menurut Wyatt Fisher, seorang psikolog berlisensi dan pendiri Christian Crush, menikah di usia akhir 20-an memiliki keuntungan tersendiri.
Baca Juga: Melisa Hartanto Nyanyikan lagu Los Dol Hingga Trending 1 YouTube, Denny Caknan: Suatu Kehormatan
Karena pada usia 20-an anda memiliki waktu untuk menyelesaikan pendidikan dan memulai karir anda.
Weena Cullins, seorang terapis pernikahan dan keluarga berlisensi mengkhususkan dirinya dalam konseling pranikah dan hubungan, wanita idealnya menikah pada usia 28 tahun.
"Berdasarkan pengalaman klinis, saya menemukan bahwa usia terbaik untuk menikah bagi wanita di AS adalah 28 tahun," ucap Cullins.
Tetapi ketika berbicara usia terbaik bagi pria untuk mengucapkan sumpah janji, tepat usia 32 tahun.
"Menunggu sampai usia 32 memberi pria kesempatan untuk menetap dalam karir dan berpotensi mengejar kemajuan profesional," kata Cullins.
"Mereka juga cenderung memiliki perspektif yang bijaksana tentang memiliki anak dan peran mereka dalam mengasuh anak. Ini menguntungkan kesehatan hubungan secara keseluruhan," katanya.
Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa orang harus menikah antara usia 28 dan 32 tahun jika mereka tidak ingin bercerai, setidaknya dalam lima tahun pertama.
Wolfinger menganalisis data dari 2006-2010 dan Survei Nasional Pertumbuhan Keluarga 2011-2013.
Dia menemukan semacam kurva lonceng terbalik. "Kemungkinan perceraian menurun seiring bertambahnya usia dari masa remaja Anda hingga akhir dua puluhan dan awal tiga puluhan," tulisnya.***
