Sikap Skeptis Palestina terhadap Kesepakatan Koalisi dan Pergantian Pemerintahan Israel

- 4 Juni 2021, 22:17 WIB
Naftali Bennett, Calon Perdana Menteri Israel Pengganti Benjamin Netanyahu
Naftali Bennett, Calon Perdana Menteri Israel Pengganti Benjamin Netanyahu /Twitter/@AJEnglish/

Di tempat lain, sentimen serupa juga telah disuarakan. Beberapa pegawai pemerintahan juga merasa pesimis bahwa pergantian pemerintahan dapat memberi kebaikan pada Palestina.

“Tidak ada perbedaan antara satu pemimpin Israel dan yang lain,” kata Ahmed Rezik, 29, seorang pegawai pemerintahan di Gaza, sebagaimana dilaporkan Reuters.

“Mereka baik atau buruk bagi bangsa mereka. Dan ketika itu datang kepada kami, mereka semua jahat, dan mereka semua menolak untuk memberikan hak dan tanah mereka kepada orang-orang Palestina," lanjutnya.

Perjanjian koalisi telah mengakhiri pemilihan pada 23 Maret yang lalu, di mana baik partai Likud Netanyahu dan sekutunya maupun lawan mereka tidak memenangkan mayoritas di legislatif. Itu adalah pemungutan suara nasional keempat Israel dalam dua tahun.

Susunan pemerintahan yang ada terdiri dari tambal sulam partai kecil dan menengah dari seluruh spektrum politik. Kesepakatan itu termasuk Daftar Arab Bersatu, yang akan menjadikannya sebagai partai pertama warga Palestina Israel yang pernah menjadi bagian dari koalisi pemerintahan di Israel.

Pemimpin United Arab List Mansour Abbas telah mengesampingkan perbedaan dengan Bennett, dan mengatakan dia berharap untuk memperbaiki kondisi bagi warga Palestina yang mengeluhkan diskriminasi dan pengabaian pemerintah.

“Kami memutuskan untuk bergabung dengan pemerintah untuk mengubah keseimbangan kekuatan politik di negara ini,” kata pria berusia 47 tahun itu dalam sebuah pesan kepada para pendukungnya setelah menandatangani perjanjian koalisi.

Partai Abbas mengatakan bahwa perjanjian itu telah mencakup alokasi lebih dari 53 miliar shekel (16 miliar dollar) untuk meningkatkan infrastruktur dan memerangi kejahatan dengan kekerasan.

Ini juga termasuk ketentuan pembekuan pembongkaran rumah-rumah yang dibangun tanpa izin di desa-desa Palestina dan pemberian status resmi ke kota-kota Badui di Gurun Negev, yang juga merupakan salah satu benteng dukungan.

Tapi dia telah dikritik di Tepi Barat dan Gaza karena berpihak pada apa yang mereka lihat sebagai musuh.

Halaman:

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Al Jazeera TRT World Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah