"Hari ini, Iran memberi tahu badan itu bahwa UO2 (uranium oksida) yang diperkaya hingga 20% U-235 akan dikirim ke laboratorium R&D di Pabrik Fabrikasi Bahan Bakar di Esfahan, di mana ia akan diubah menjadi UF4 (uranium tetrafluorida) dan kemudian ke logam uranium diperkaya hingga 20% U-235, sebelum menggunakannya untuk memproduksi bahan bakar," pernyataan IAEA dilansir Reuters pada Selasa, 6 Juli 2021.
Inggris, Prancis, Jerman mengatakan bahwa mereka mempunyai keprihatinan yang besar terhadap keputusan Iran, mereka menganggap Iran melanggar komitmen 2015 dalam Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
Baca Juga: Rizky Billar Curiga sang Papa Main IG Pake Admin, Lho Kok?
Ned Price merupakan juru bicara Departemen Luar Negeri AS menjelaskan bahwa Amerika Serikat mengkhawatirkan Iran yang terus melakukan pelanggaran perjanjian, terutama dengan eksperimen penelitian senjata nuklir.***