PRIANGANTIMURNEWS– Iran sudah mulai melakukan produksi logam uranium yang diperkaya, menurut penjelasan pengawas atom PBB.
Hal ini merupakan suatu langkah yang membantunya mengembangkan senjata nuklir, tiga kekuatan Eropa (E3) mengungkapkan mengancam pembicaraan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran tahun 2015
International Atomic Energy Agency dan Teheran mengatakan langkah-langkah Iran bertujuan untuk mengembangkan bahan bakar rektor penelitian, Amerika Serikat mengkritiknya sebagai suatu langkah mundur yang disayangkan.
Baca Juga: Viral! Pria Asal Bima Talak Istrinya Usai Ucap Ijab Kabul, Berujung Kerucuhan
Pejabat AS dan Eropa mengungkapkan keputusan Iran akan memperumit, serta berpotensi torpedo, pembicaraan tidak langsung antara AS dengan Iran untuk melakukan upaya menarik kedua negara kembali pada kepatuhan kesepakatan 2015 yang sebelumnya ditinggalkan oleh Donald Trump, mantan presiden AS.
Kesepakatan tersebut memberlakukan pembatasan program nuklir Iran agar menyulitkan dalam pengembangan bahan fisil untuk senjata nuklir dan pencabutan sanksi ekonomi sebagai imbalannya.
Pada saat Trump mundur, Iran mulai melakukan banyak pelanggaran terhadap pembatasan.
Tahun ini, Teheran sudah melakukan produksi sejumlah kecil logam uranium tidak diperkaya, langkah ini merupakan suatu pelanggaran terhadap kesepakatan larangan semua pekerjaan terhadap logam uranium yang dapat digunakan untuk membuat inti bom nuklir.
Baca Juga: Ojol dan Mata Elang Bentrok Setelah Menarik Paksa Kendaraan