Perpecahan di Israel: Warga Tuntut Benjamin Netanyahu Mundur Setelah 16 Tahun Berkuasa

- 6 November 2023, 07:10 WIB
Massa aksi demo yang menuntut PM Israel Benjamin Netanyahu mundur dari jabatannya, setelah survei Jajak Pendapat di TV Channel 13.
Massa aksi demo yang menuntut PM Israel Benjamin Netanyahu mundur dari jabatannya, setelah survei Jajak Pendapat di TV Channel 13. /Instagram/@undercover.id/

PRIANGANTIMURNEWS - Perpecahan di Israel semakin memuncak, warga melakukan protes besar atas kegagalan Pemerintahnya belakangan ini

Warga Israel melakukan demo besar dan berkumpul di luar kediaman resmi Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem.

Unjuk rasa tersebut terjadi pada Sabtu malam, 4 November 2023. Sebagai bentuk kekesalan warga terhadap pemerintah yang gagal melindungi rakyatnya.

Baca Juga: Aktivis Amerika Hadang Kapal Pemasok Senjata ke Israel

Protes tersebut ditujukan kegagalan menangani peristiwa 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.400 warga Israel dan 240 lain ditahan.

Disamping itu, kemarahan  juga ditujukkan kepada Pemerintah dan Pihak Keamanan Israel karena minimnya tanggapan informasi tentang sandera.

Kenyataan tentang adanya warga Israel yang dibunuh oleh tentara Israel (IDF) dan rencana pembunuhan sandera Israel bersama Genosida Palestina.

Baca Juga: Kronologi Anak Kecil Ketakutan Melihat Temannya Terkena Ledakan Bom Israel: Kepalanya Meledak, Otaknya Keluar

Telah memancing kemarahan publik yang menjadi-jadi, di tengah seruan pemerintah bahwa tak adanya gencatan senjata Jika sandera tak dilepas.

"TIdak ada gencatan senjata tanpa kembalinya para sandera. Hal Ini harus dihilangkan sepenuhnya dari kosakata," papar Netanyahu.

Pada dasarnya pembebasan sandera diinginkan warga Israel, namun disamping itu Genosida Israel dilaporkan juga telah membunuh beberapa Sandera.

Baca Juga: Akibat Eskalasi Konflik Dengan Israel, 81 Warga Palestina Yang Terluka Dilarikan Ke Mesir Untuk Perawatan

Demo juga berlangsung di Tel Aviv, Israel. Warga mengibarkan bendera Israel dan memegang foto para sandera Hamas.

"Kami tidak tahu di mana mereka berada, kami tidak tahu dalam kondisi apa mereka disembunyikan," ungkap salah seorang warga Israel bernama Bibas Levy.

"Saya tidak tahu apakah Kfir mendapat makanan, saya tidak tahu apakah Ariel mendapat cukup makanan. Dia sangat kecil," ungkapnya di Tel Aviv, Israel.

Baca Juga: Semakin Memanas: Yaman Kerahkan Tentara ke Palestina, Yordania Tarik Duta Besar di Israel

Demo diwarnai dengan baku hantam antara warga dan Polisi, pengibaran bendera Israel dan slogan yang menyatakan bahwa: "Penjarakan Netanyahu Sekarang!"

Pria yang akrab dipanggil Bibi itu telah berkuasa selama 16 tahun lamanya. Disamping itu dirinya juga terlibat tiga kasus korupsi.

Demo di Israel dipicu oleh jajak pendapat yang dilakukan oleh Channel 13 yang merupakan saluran TV Israel.

Baca Juga: Jokowi Marah! Perkembangan di Palestina Semakin Memburuk: Indonesia Mengutuk Israel

Dimana publik menunjukkan 44 persen yang paling bersalah atas serangan Hamas dan sandera Israel disebabkan oleh kebijakan Bibi yang menjabat sebagai PM Israel ke-6 kalinya.

Sementara 33 persen diakibatkan oleh Kepala Staf Militer dan Pejabat Senior IDF dan lima persen lainnya akibat Menteri Pertahanan

Sebanyak 64 persen warga Israel menyampaikan bahwa Pemilihan Umum (pemilu) harus segera dilakukan setelah perang selesai.

Baca Juga: Presiden Erdogan Menggugah Dunia! Ketidakberdayaan PBB Dalam Menghadapi Konflik Israel-Palestina

Warga yang kesal karena beberapa sandera ikut menjadi korban Genosida Palestina, meneriaki Bibi dengan sebutan seorang pembunuh.

"Bibi adalah seorang pembunuh," teriak beberapa warga sambil mengibarkan bendera Israel.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: The New Arab


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah