Alasan Anjas, analisanya berubah dengan perkembangan fakta yang terjadi di media. Terutama melihat posisi rumah TKP yang berada di dekat jalan raya dan di depan rumah TKP terdapat sekolah SMA.
Baca Juga: 8 Cara Mudah Download Video YouTube Secara Online Gratis Dengan Kualitas Full HD 1080p
Jadi saat angkot yang ditumpangi mang S sekitar jam 6.30 karena saat itu sopir Alphard tengah memutarkan parkir di garasi TKP, dengan memutar di jalan raya. Kemudian memarkirkan miring di dekat garasi.
Menurut Anjas, diparkir miring dengan alsan untuk menutupi pandangan orang-orang di jalan raya atau di sekolah dekat TKP, saat para pelaku membawa jasad Tuti Suhartini dan Amel dimasukkan ke bagasi Alphard hitam, dengan posisi depan mobil menghadap miring ke arah jalan raya.
Kalau diparkir lurus, tentu para pelaku sadar orang-orang yang melintas di jalan raya akan dengan jelas melihat mereka dan apa yang sedang dilakukan mereka.
Baca Juga: Melawan Persija, PERSIB Kenakan Jersey Utama
Yang jadi pertanyaan, adalah mengapa para pelaku meletakkan kedua jasad ditumpuk di bagasi mobil Alphard. Kalau mau dibuang di tempat lain, menurut Anjas masih banyak waktu untuk mewujudkannya.
Sebab, waktu kematian Amel sekitar jam 5 pagi, jadi ada waktu dari jam 5 sampai jam 7 bagi pelaku untuk membuang jasad korban di tempat lain.
Bisa jadi menurut Anjas ada motif psiologis pelaku meletakkan kedua jasad di bagasi mobil yang menjadi kesayangan korban.
“Ada faktor psikologis, mungkin pelaku membunuh karena ada kaitannya dengan mobil ini,” tutur Anjas.