Tips Supaya Terlindung dari Anemia Berikut Penjelasannya

26 Desember 2022, 19:31 WIB
Keterangan foto: Ilustrasi - Simak penyebab dan cara atasi anemia terutama bagi perempuan. /Freepik/ /



PRIANGANTIMURNEWS - Dokter Grace Imelda, spesialis obstetri dan ginekologi di RS Siloam Manado mengatakan pentingnya melindungi perempuan dari Anemia.


Perempuan memiliki usia produktif yang sehat, dan melanjutkan keberlangsungan generasi mendatang yang juga sehat demi mencapai unggul di masa depan.

Anemia defisiensi besi (ADB) masih menjadi masalah kesehatan, yang dikeluhkan yang banyak dialami remaja putri dan ibu.

“ Semua berisiko kena ADB dari bayi sampai usia lanjut, bayi berisiko terkena ADB 39 persen, anak-anak 27 persen, remaja 32 persen, wanita usia reproduktif 18 persen, usia lanjut 42 persen, dan tertinggi adalah ibu hamil 49 persen atau 5 dari 10 mengalami ADB,” katanya dalam keterangan kamis.

Baca Juga: Piala AFF Indonesia Mangprang, Brunei Makin Tenggelam

Di Indonesia, prevalensi Anemia defisiensi besi (ADB) tertinggi adalah pada ibu hamil. Itu adalah penyakit kekurangan nutrisi yang umum terjadi di dunia termasuk di Indonesia.

Seharusnya tidak perlu asalkan para ibu memenuhi asupan zat besi harian mereka. ADB pada kehamilan tidak hanya berdampak buruk pada ibu, yang mengandung tapi juga pada bayi.

Dokter Grace Imelda  mengatakan anemia adalah jumlah sel darah merah, dan kadar hemoglobin pada tubuh yang yang menurun sampai dibawah normal.

“ Kekurangan sel darah merah disebabkan karena kekurangan zat besi, sekitar 62 persen orang yang mengalami anemia karena kurang asupan zat besi.”

Baca Juga: TERUNGKAP! Pembunuhan Siswi SMP di Culamega Tasikmalaya, Dibunuh Kakek Tiri Pakai Golok

Zat besi adalah unsur penting dalam pembentukan hemoglobin (Hb) pada sel darah merah.

Hemoglobin diperlukan untuk mengangkut oksigen, dan jika jumlah sel darah merah hanya sedikit akan terjadi penurunan kapasitas darah untuk membawa ke jaringan tubuh.

Tubuh membutuhkan lebih banyak darah untuk dapat membawa oksigen untuk ibu dan calon bayi. Dikutip Priangantimurnews dari ANTARA.

Anemia saat hamil muda dan pada trimester kedua, dapat meningkatkan risiko kehilangan darah selama persalinan dan membuat tubuh lebih sulit melawan infeksi.

Baca Juga: Ditengah Laporan Lonjakan Besar Kasus COVID, Pemerintah China Hentikan Penerbitan Data Harian

Lalu, Anemia yang parah dapat menempatkan bayi dalam risiko lebih tinggi untuk mengalami anemia di kemudian hari pada bayi.

Anemia pada bayi juga dapat menyebabkan gangguan perkembangan saraf, jika tidak cepat ditangani dapat memicu kelainan perilaku dan daya ingat.

Zat besi adalah mineral dalam tubuh yang sebenarnya bisa diperoleh dari makanan sehari-hari Misalnya daging sapi tanpa lemak, daging ayam, telur ayam, ikan salmon, brokoli, kacang-kacangan, bayam, tahu, sereal, daging buah-buahan yang mengandung vitamin C.

Jika ibu hamil tidak mencukupi harus diberikan suplemen penambah zat besi, guna mencegah anemia pada ibu hamil pada trimester awal kehamilan, ibu hamil wajib mengecek kadar Hb.

Baca Juga: Mak Enah Tewas Terpanggang Hingga Tinggal Tulang Belulang!

Pilihlah suplemen yang mengandung 30 mg zat besi yang sesuai dengan rekomendasi WHO, selain itu suplemen yang tidak hanya mengandung zat besi tapi, juga dilengkapi vitamin C, B6, B12, dan tembaga untuk memperkuat pembentukan Hb dalam tubuh.

“ Suplemen yang tidak terlalu mengandung rasa logam dan minim efek samping seperti konstipasi atau mengalami mual.” katanya.

WHO merekomendasikan suplemen zat besi untuk remaja dan perempuan dewasa, sebanyak 30-60 mg zat besi ditambah asam folat 400 mikrogram, katanya.

Anemia yang terjadi pada remaja putri tidak hanya berdampak pada kesehatan prestasi di sekolah, tapi juga berisiko pada saat menjadi ibu hamil. Remaja putri dikatakan anemia Hb< 12 gr/dl.

Orang yang ADB akan merasa letih, lesu,sulit konsentrasi, kadang sesak napas, pusing, tangan kaki terasa dingin, insomnia yang paling dialami ibu hamil.

Baca Juga: Latto-Latto atau Nok-Nak yang Viral, Sempat Dilarang di Amerika dan Dibenci di Mesir

Gejala yang terlihat wajah pucat, kuku rapuh atau berbentuk sendok, bibir pecah-pecah dan sering luka dan rambut rontok. ***

Editor: Galih Cipta Nugraha

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler