AS Akan Berkomunikasi dengan Iran Atas Rakyatnya yang Ditahan

22 Februari 2021, 22:08 WIB
Penasihat Keamanan Nasional A.S. Jake Sullivan. /Instagram/@forwardmachny/

PRIANGANTIMURNEWS- Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan pada hari Minggu bahwa Amerika Serikat telah mulai berkomunikasi dengan Iran atas penahanan warga negara Amerika di negara itu, dan menyebut masalah itu sebagai kemarahan yang total.

Iran telah menangkap lusinan warga negara ganda, termasuk beberapa orang Amerika, dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar atas tuduhan spionase.

Aktivis hak asasi menuduh negara itu mencoba menggunakan penahanan untuk memenangkan konsesi dari negara lain, meskipun Teheran menolak tuduhan itu.

Baca Juga: Dari 4.300, Pegawai Non ASN di Pemerintah Daerah Pangandaran Akan Dipangkas

Sullivan mengatakan bahwa hal itu adalah "prioritas signifikan" dari pemerintahan Presiden Joe Biden untuk membawa orang-orang Amerika tersebut "pulang dengan selamat."

"Kami telah mulai berkomunikasi dengan Iran tentang masalah ini," kata Sullivan ketika ditanya apakah pemerintah telah memulai negosiasi penyanderaan dengan Iran, seperti dikutip dari laporan Reuters.

"Kami tidak akan menerima proposisi jangka panjang di mana mereka terus menahan orang Amerika dengan cara yang tidak adil dan melanggar hukum," katanya.

Baca Juga: Ingin Mahir Berbahasa Arab, Siswa Harus Tahu Keempat Keterampilan Ini

Menyusul pernyataan Sullivan, sebuah situs berita Iran yang berafiliasi dengan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran mengutip sebuah sumber yang mengatakan bahwa setiap komunikasi antara Teheran dan Washington tentang warga AS yang ditahan telah dilakukan melalui kedutaan Swiss, yang menangani kepentingan AS, daripada melalui kontak langsung.

Sullivan menambahkan bahwa Biden bertekad untuk mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir, dan diplomasi adalah cara terbaik untuk melakukan itu.

Amerika Serikat mengatakan pada pekan lalu bahwa pihaknya siap untuk berbicara dengan Iran tentang kedua negara yang kembali ke perjanjian 2015 yang ditinggalkan oleh pemerintahan Trump yang bertujuan untuk mencegah Teheran memperoleh senjata nuklir sambil mencabut sebagian besar sanksi internasional.

Baca Juga: Inilah 3 Godaan Wanita Sehingga Mau Diajak Selingkuh

"Iran belum menanggapi," kata Sullivan.

Kedua negara berselisih tentang siapa yang harus mengambil langkah pertama untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Iran pada Minggu sebelumnya menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat tidak akan dapat bergabung kembali dengan pakta nuklir sebelum mencabut sanksi. Washington mengatakan Teheran pertama-tama harus kembali ke kepatuhan.

Sullivan juga mengatakan bahwa Amerika Serikat akan menanggapi peretasan SolarWinds yang melanda beberapa lembaga pemerintah tahun lalu dalam

"Berminggu-minggu, bukan berbulan-bulan," saat Amerika Serikat menyelidiki dugaan serangan siber Rusia.

Baca Juga: Kondisi Bendungan Manganti Pengendali Banjir di Sungai Citanduy, Pasca Hujan Deras di Jawa Barat

Dia mengatakan tanggapan akan mencakup campuran alat yang terlihat dan tidak terlihat, dan itu tidak akan hanya terdiri dari sanksi.

"Kami akan memastikan bahwa Rusia memahami di mana Amerika Serikat menarik garis pada kegiatan semacam ini," kata Sullivan.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler