PRIANGANTIMURNEWS - Wabah Covid-19 memberikan pelajaran penting bagi dunia kesehatan dunia, khususnya Indonesia dalam pemenuhan ketersediaan obat-obatan.
Tidak hanya obat-obatan saja yang dibutuhkan dalam penanganan pandemi Covid-19, melainkan juga alat kesehatan yang sangat esensial.
Obat-obatan esensial, ketersediaanya harus dimulai dari hulu ke hilir dan diproduksi di dalam negeri.
Baca Juga: 5 Ciri-Ciri Orang Terkena Sihir dan Gangguan Setan, Menurut Ustadz Khalid Basalamah
Seperti dilansir priangantimurnews.com dari akun Instagram @budigsadikin, Sabtu 4 Juni 2022
Siapa yang membuat, boleh siapa saja. Ketika ada pandemi lagi Indonesia tidak perlu mencari obat-obatan dari luar negeri.
Program penguatan industri bahan baku obat-obatan ini sesuai dengan Pilar 3 Transformasi yakni Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan.
Adanya program fasilitasi perubahan bahan baku obat (change source) ini, merupakan komitmen pemerintah.
Baca Juga: Penonton Formula E Dapat Air Minum Gratis, Bisa Isi Ulang
Yakni untuk memprioritaskan penggunaan bahan baku obat dalam negeri, sehingga tidak perlu lagi mengandalkan dari luar negeri.
Program tersebut sudah dimulai sejak akhir 2021 lalu, dengan harapan hasil change source selesai September 2022 mendatang.
Langkah selanjutnya dimasukkan ke e-katalog, lalu dimanfaatkan oleh seluruh fasilitas pelayanan kesehatan.
Pelaksanaan di lapangan, change source mendapatkan respon yang baik dari industri farmasi di Tanah Air.
Sejumlah industri farmasi telah menyampaikan komitmennya, akan mengganti bahan baku obat impor menjadi dari dalam negeri.
Perusahaan farmasi tersebut yakni PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia, PT Veron Pharmaceutical, PT Daewoong Infion, PTKalbio Global Medika
PT Novel Pharmaceutical Laboratoris, PT Phapros, PT Lapi Laboratories, PT Dipa Pharmalas.
PT Kimia Farma, PT Dexa Medica, PT Kalbe Farma, PT Otto Pharmaceutical, PT Meprofarm dan PT Pertiwi Agung.
Disini peran pemerintah hadir untuk mendampingi industri farmasi, dalam sebuah formulasi dengan melakukan change source bahan baku.
Dari penggunaan bahan baku obat dari bahan baku impor menjadi bahan baku dalam negeri, dalam mendukung peningkatan produksi obat-obatan.
Selain itu, juga mendorong pengengembangan obat-obatan berbasis plasma dan bio-similar (teknologi).
Tentu untuk mendukung itu semua, harus diiringi dengan kemudahan birokrasi perizinan bagi perusahaan sehingga lebih cepat.
Selain melakukan kick off fasilitasi change Source, juga meresmikan PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia.
Karena telah menyelesaikan pembangunan fasilitas produksi bahan baku Povidone lodine, dalam memenuhi kebutuhan obat-obatan dalam negeri. ***