Miris! Sungguh Tak Punya Hati, Inilah Peran 2 Pati Polri Yang Dicopot Kapolri Selain Irjen Ferdy Sambo

6 Agustus 2022, 10:37 WIB
Dua perwira yang dinonaktifkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo /Tangkapan layar YouTube UNCLE WIRA/

PRIANGANTIMURNEWS - Ini peran 2 Pati Polri selain Irjen Ferdy Sambo yang ikut dicopot Kapolri.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan mutasi terhadap nomor Perwira tinggi dan menengah yang dianggap terlibat dalam kasus kematian Brigadir J.

Selain Irjen Ferdy Sambo yang dicopot dari jabatan Wakil Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri, terdapat setidaknya 2 Pati Polri Bintang Satu dan Tujuh Perwira Menengah.

Dalam telegram mutasi yang ditandatangani Listyo Sigit pada Kamis, 4 Agustus 2002 malam.

Baca Juga: Viral di Tiktok! Lirik Lagu Wong Ko Ngene Kok Di Banding-Bandingke (Ojo Dibandingke)

"Ini saya keluarkan surat telegram khusus untuk memutasi dan tentunya harapan saya penanganan tindak pidana terkait dengan meninggalnya Brigadir Yosua kedepan akan berjalan dengan baik", kata Listyo Sigit dalam Konferensi pers di Mabes Polri.

Listyo Sigit menyatakan bahwa tim inspektorat khusus dan tim khusus bentuknya telah memeriksa 25 anggota polisi.

Dalam kasus ini, tim itu menemukan indikasi tindakan tidak profesional dari para anggota polisi itu.

"Dalam penanganan kasus kematian Yosua, sebanyak 25 personel ini memeriksa terkait dengan tindakan tidak profesional dalam penanganan TKP", kata Sigit.

Baca Juga: Lirik Lagu Ziva Magnolya - Pilihan Yang Terbaik, Sukses Bikin Galau Pendengar

Dalam telegram yang salinannya diterima tempo, terdapat nama Brigjen Hendra Kurniawan yang dicopot dari jabatannya karopaminal Polri.

Dan Brigjen Benny Ali yang dicopot dari jabatan Karo Provos Polri.

Berikut peran keduanya.

Pertama Brigjen Hendra Kurniawan. Hendra disebut sebagai orang yang melakukan intimidasi terhadap keluarga Yosua.

Pengacara keluarga Yosua, Kamarudin Simanjuntak sempat menyatakan bahwa Hendra adalah perwira yang menggeruduk kediaman Samuel Simanjuntak, Ayah Yoshua di Sungai Bahar Muaro Jambi.

Hendra saat itu disebut membawa puluhan anggota polisi dan memaksa keluarga untuk menerima cerita bahwa Yoshua meninggal karena penembakan oleh Bharada E, setelah melakukan pelecehan seksual terhadap istri Ferdy Sambo.

Baca Juga: Simak, Jadwal Serta Niat Puasa Tasu'a dan Asyura Tahun 1444 H

Dalam pertemuan itu, Hendra disebut sempat menyandera Samuel dan keluarga serta merampas telepon seluler mereka.

Hendra juga disebut menolak permintaan keluarga agar Yosua dikuburkan dengan upacara dinas Kepolisian.

"Perlakuan itu melukai perasaan keluarga korban yang tengah dirundung duka" ujar Kamaruddin.

Kedua, Brigjen Benny Ali.

Kamaruddin juga sempat menyebut nama Benny Ali sebagai orang yang memaksa adik yosua agar menandatangani surat persetujuan permohonan autopsi.

Belakangan diketahui bahwa otopsi itu menyalahi prosedur karena telah dilakukan sebelum surat tersebut ditandatangani oleh keluarga.

Baca Juga: Sudah Dapatkan Christensen, Barcelona Kembali Bajak Pemain Chelsea

"Karo Propos memaksa adik korban menyetujui permohonan autopsi padahal ini bukan tupoksi atau tugas pokok dan fungsi dia", tutur Kamaruddin.

Benny juga sempat disebut mengambil recorder di kompleks Polri Duren Tiga area rumah dinas Ferdy Sambo.

Pengambilan recorder itu dilakukan sepekan setelah kematian Yosua pada Jumat 8 Juli 2022.

Pengambilan recoder yang sempat disebut rusak itu diduga tak melalui prosedur penyitaan yang benar.

Pasalnya petugas keamanan Kompleks menyatakan tak menerima surat penyitaan dari Polisi.

Belakangan Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo membenarkan kabar bahwa recoder dan kamera tersebut sempat diambil Personal Provos.

Ia menegaskan kamera dan rekaman sudah diserahkan kepada penyidik dan dalam kondisi utuh.

"Semua rekaman itu sudah ada di tangan penyidik" tutur Dedi.

Selain itu, Benny juga disebut sebagai pihak yang pertama hadir di rumah dinas Ferdy Sambo saat kejadian.

Baca Juga: Menas, Kamaruddin Simanjuntak Ungkap Fakta Kematian Brigadir J : Iri Hati Squad Lama Terhadap Brigadir J?

Mereka disebut ikut melakukan olah tempat kejadian perkara meskipun itu bukan campur tangan.

Mereka juga disebut sempat menguasai telepon genggam Yosua yang menurut keluarga dinyatakan oleh polisi.

Bahkan iPhone 13 milik Yosua terblokir karena diotak-atik tanpa mengetahui kata sandi.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: YouTube UP INFO

Tags

Terkini

Terpopuler