Mengukir Prestasi: Kisah Ulfa, Putri Asal Jepara yang Sukses Raih Magister di UGM

27 Juni 2024, 21:12 WIB
Ulfatun Nikmah anak tukang ukir asal Jepara, Jawa Tengah yang berhasil memperoleh gelar Magister di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada melalui beasiswa Bidikmisi dan LPDP/ANTARA/HO-Kemendikbudriste /

PRIANGANTIMURNEWS - Ulfatun Nikmah, seorang putri pengukir asal Jepara, Jawa Tengah, berhasil menyelesaikan studi Magister di FEB (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) UGM (Universitas Gadjah Mada) pada April 2024.

Gadis yang akrab dipanggil Ulfa ini menunjukkan bahwa dirinya mampu bersaing dengan lulusan lain, meski berasal dari keluarga sederhana.

Putri dari pasangan Muhlasin dan Masruroh ini tidak hanya berhasil masuk program Pascasarjana FEB UGM, namun juga mendapatkan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Baca Juga: Kisah Kak Elmo: Gagal Dapat LPDP Malah Dapat Beasiswa S2 dan S3 Bergengsi di Jepang

"Awalnya saya ingin menjadi dokter. Tetapi dikarenakan keterbatasan biaya, orang tua menginginkan saya melanjutkan ke SMK agar setelah lulus bisa langsung bekerja,"ungkap Ulfa dalam keterangannya di Jakarta, pada Kamis, 27 Juni 2024.

Ulfa, yang sempat belajar Akuntansi di SMKN 3 Jepara, semakin tertarik dengan bidang tersebut dan memutuskan untuk melanjutkan pendidikan lebih lanjut di bidang tersebut.

Keterbatasan finansial serta kebutuhan untuk membiayai pendidikan adiknya membuat orang tua Ulfa awalnya menolak menyekolahkan dirinya ke jenjang yang lebih tinggi.

Baca Juga: Ratusan Alumni Beasiswa LPDP Tidak Mau Kembali ke Tanah Air, Sri Mulyani Khawatir!

Tetapi, Ulfa berhasil meyakinkan mereka bahwa pendidikan tinggi akan memberikan peluang lebih baik untuk mendapatkan pekerjaan yang dapat membantu keluarga.

Berkat kegigihan dan prestasi yang diraihnya selama di SMK, Ulfa sukses diterima di program S1 Akuntansi Universitas Negeri Semarang (Unnes) di Semarang, Jawa Tengah, melalui jalur prestasi hingga memperoleh beasiswa Bidikmisi (sekarang disebut Kartu Indonesia Pintar-Kuliah atau KIP Kuliah).

Meskipun mendapat ejekan dari tetangga dan meremehkan atas kondisi ekonominya, Ulfa tidak menjadikan menyerah. Sebaliknya, hinaan tersebut malah memacu semangatnya guna membuktikan bahwa anak keluarga kurang mampu pun dapat berprestasi.

Baca Juga: Beasiswa Prasejahtera LPDP 2023 Untuk Keluarga Penerima Bansos PKH, BPNT, BST, atau PBI, Simak Persyaratannya

Pengalaman dan pengetahuan yang Ulfa peroleh selama belajar di SMK sangatlah membantunya di bangku kuliah, terutama di semester awal.

Dosen sering menunjuknya agar memimpin kelompok belajar, sebab pengetahuannya yang telah mumpuni dan terasah sejak SMK.

“Pengalaman ini sangat membantu saat saya melanjutkan ke jenjang S1, sebab banyak mata kuliah dasar sudah dipelajari sebelumnya,”ujar gadis kelahiran tahun 1998.

Selanjutnya, dia meneruskan studinya ke jenjang magister di UGM dari beasiswa LPDP. Selama kuliah, Ulfa tidak hanya fokus pada studinya, namun aktif dalam bermacam kegiatan organisasi serta kompetisi, juga nyambi bekerja paruh waktu.

Baca Juga: Program Beasiswa LPDP yang Dibuka Tahun 2023, Kenali Jenis dan Perbedaanya

Hal ini menjadikannya tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga mempunyai kemampuan kepemimpinan serta jaringan yang luas.

Kini, Ulfa telah berhasil menyelesaikan studi magisternya di Universitas Gadjah Mada dalam waktu 1 tahun 10 bulan 24 hari, dengan meraih IPK 3,89. Keberhasilan ini merupakan pencapaian besar dalam hidupnya, yang membuat kedua orang tuanya sangat bangga.

Mereka tidak pernah membayangkan bahwa putri sulung mereka bisa menempuh pendidikan yang tinggi. Sekarang, Ulfa bekerja pada sebuah perusahaan konsultan di bidang teknologi informasi di wilayah Yogyakarta.

Baca Juga: Simak, Jadwal Sosialisasi Beasiswa LPDP Tahap 2 Dimulai Hari Ini

Ke depannya, dia memiliki keinginan yang kuat untuk melanjutkan studinya ke jenjang S-3 dan bercita-cita menjadi dosen agar dapat berkontribusi dalam memajukan dunia pendidikan yang ada di Indonesia.

Kisah Ulfa membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi tidak harus menjadi penghalang dalam meraih prestasi yang tinggi.

Dengan semangat, ketekunan, serta dukungan yang tepat, setiap individu mempunyai kesempatan untuk mencapai impian mereka.

Baca Juga: Lepas 37 Perwira Penerima LPDP, Kapolri: Jadikan Bekal Untuk Bangun Indonesia Lebih Maju

"Tidak ada sebuah cita-cita yang terlalu tinggi, bahkan mereka yang memiliki keterbatasan sekalipun. Oleh karena itu, jika cita-cita belum tercapai, perbanyaklah usaha dengan berdoa untuk menggapainya,"ujar Ulfa.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler