Selain itu, hanya volume vektor kecil yang diperlukan untuk vaksin COVID-19, berbeda dengan terapi gen di mana vektor virus berfungsi sebagai kit perbaikan gen untuk sel yang sakit dan vektor imunitas perlu dipantau secara ketat karena jumlah yang jauh lebih besar yang disuntikkan.
"Dosis yang disuntikkan sangat rendah sehingga induksi kekebalan ke kapsid, atau cangkang virus, tetap rendah," kata Luk Vandenberghe, pakar terapi gen dari Harvard Medical School yang mengerjakan vaksin virus-vektor COVID-19.***