Aktivitas PKI tidak kunjung dilarang bahkan oleh Presiden Soekarno sekalipun.
Kesempatan ini digunakan baik oleh D. N. Aidit yang secara cepat, mengubah Haluan partai dari oposisi menjadi partai pro-pemerintahan di bawah kepemimpinannya.
PKI didorong untuk lebih dekat dengan Presiden Soekarno serta partai yang didirikannya yaitu PNI.
Meskipun keduanya berbeda ideologi, dari kedekatan ini meningkatkan pengaruh PKI di masyarakat.
Namun TNI masih mencurigai PKI yang hendak menyebarkan ajaran komunisme dalam tubuh TNI.
Lebih parahnya lagi, PKI dapat mengambil kekuasaan pemerintah apabila Soekarno sudah wafat.
Menjelang akhir dari 1965, hal yang dikhawatirkan PKI dan Angkatan darat mulai terwujud.
Kesehatan Presiden Soekarno mulai menurun dan isu mengenai peralihan kekuasaan mulai beredar.
Dan pada malam 30 September peristiwa berdarah itu pun terjadi setelah peristiwa tragis yang menimpa tujuh jenderal Angkatan darat tersebut.