Pertama adalah budaya buruk dalam sistem pendidikan, kemudian sistem pengupahan buruh yang murah, diskriminasi rasial, phobia terhadap paham kiri dan kanan, adanya stratifikasi sosial, sistem apartheid, feodalisme dalam praktik politik, bidang kesehatan, patriarki dalam politik, dan mitos buruh malas.
Berdasarkan narasi yang Bonnie buat para audiens yang hadir menjadi paham mengapa banyak terjadi persoalan-persoalan yang belum bisa diselesaikan oleh pemerintah hingga hari ini.
Ternyata setelah menyimak penjelasan Orasi Kebudayaan oleh Bonnie Triyana, ada semacam titik terang pengetahuan untuk mengurai satu persatu persoalan di atas. Dengan kata lain Bonnie telah membuat kita tahu bagaimana struktur di masa lalu mempengaruhi masa depan.
Bonnie Singgung Masalah Buruh, Ada Stigma Buruh Pribumi Malas-malas
Dari sekian banyak narasi yang diucapkan Bonnie terdapat satu hal yang menarik yakni, ketika Bonnie menyinggung soal buruh. Menurut Bonnie mengapa hidup buruh dari dulu sampai sekarang tidak sejahtera karena ada stigma buruh pribumi malas-malas yang dibangun sejak jaman kolonial.
Baca Juga: Chelsea tolak tawaran awal Manchester United untuk Mason Mount
Stigma itu seolah memarjinalkan kaum buruh pribumi, lebih jauh dari itu buruh di Indonesia tidak dihargai sebagai profesi yang baik.
Selain itu stigma buruh (pekerja, pegawai, karyawan) malas-malas di zaman Belanda telah membawa dampak buruk bagi perkembangan SDM generasi bangsa saat ini. Pasalnya banyak para pemimpin kita kemudian tidak percaya dengan kualitas SDM bangsanya sendiri.
Mereka lebih percaya dengan kemampuan asing, mempekerjakan bule-bule luar negeri untuk sesuatu hal yang sebetulnya menjatuhkan harga diri bangsa kita sendiri.
Jadi jika masih ada para pemimpin bangsa yang tidak pernah menghargai SDM rakyat pribumi, maka secara tidak langsung mereka telah melanggengkan budaya buruk kolonialisme.