Petani Mengeluh, Pasokan Pupuk Bersubsidi Minim

31 Oktober 2020, 08:28 WIB
Seorang petani di Kabupaten Tasikmalaya sedang menanam cabe. /Win/

PRIANGANTIMURNEWS- Pemerintah telah meluncurkan Kartu Tani dengan tujuan untuk mempermudah penyaluran bantuan bagi petani mendapatkan pupuk subsidi.

Namun kenyataannya, yang terjadi di lapangan tak sesuai denga harapan. Karena ketika petani membutuhkan pupuk di saat musim tanam tiba justru pupuk tidak tersedia.

Ketua Karang Taruna Kecamatan Salopa Ervi Pelani menyebutkan, bahwasanya Menteri Pertanian menerbitkan Kartu Tani tiada lain sebagai penunjang upaya peningkatkan kesejahteraan dan produktivitas petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan.

Baca Juga: Antisipasi Covid-19. Dari Hasil Rapid Test Satu Wisatawan Reaktif

Namun, lanjut Ervi, realisasinya apakah Kartu Tani benar bisa menjadi solutif bagi para petani untuk mendapatkan pupuk secara mudah ? Apakah kebutuhan pupuk bagi para petani terpenuhi?

Ternyata semua tidak benar. Saat petani mau menggunakan Kartu Tani untuk membeli pupuk, ternyata tidak tersedia. Apalagi pada bulan Oktober sekarang para petani di kampung Bihbul Desa Cilumba, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya yang sudah mulai melakukan tanam padi.

"Di minggu-minggu ini para petani sudah mulai melakukan olah lahan, terutama bajak sawah untuk ditanami padi," kata Ervi, Jumat (30/10/2020).

Baca Juga: Kelompok Wanita Tani Srikandi di Pangandaran Produksi Pupuk Organik Berbahan Sampah

Bahkan, kata Ervi, di beberapa lokasi pesawahan para petani ada yang sudah melakukan penanaman benih padi.

Ujang Dayat, salah seorang petani sekaligus Ketua RT 02 RW 04, merasa kebingungan dengan adanya penomena ini. Ia merasa kaget dengan diberlakukannya sistem pembelian pupuk subsidi dengan Kartu Tani ini.

Apalagi jumlah kuota pupuk subsidi yang tersedia dalam Kartu Tani itu sama sekali belum sesuai dengan kebutuhan, bahkan jumlah yang tertera di data Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) itu masih banyak yang tidak sesuai.

Ditambah dalam masa pandemi Covid 19, banyak para petani yang kekurangan. Sehingga berimbas terhadap produktivitas petani dalam mengolah pertanianya.

Baca Juga: Dosen Unsil Turun Gunung Dorong Geliat Ekonomi Warga

Untuk memenuhi kebutuhan pupuk padi saja sangatlah kurang, apalagi jika mau memupuk kebun yang lain.

Pada musim tanam padi kali ini, para petani dilanda kebingungan untuk memperoleh pupuk. Pupuk yang tersedia sangatlah kurang.

"Jangankan untuk memupuk kebun, tanaman pakan ternak, untuk memupuk padi saja masih kurang. Terlebih, kami masih harus melakukan transisi dari sistem lama kepada sistem Kartu Tani ini untuk memperoleh pupuk subsidi ini," ujarnya.

Baca Juga: Siswa SMAN 1 Tasikmalaya Juara 1 Lomba Baca Puisi Bahasa Rusia

Selain dari ketersediaan pupuk subsidi yang sangat minim, lanjut Ujang Dayat, ia juga mengeluhkan permasalahan lain. "Kebetulan saya juga menjadi pengelola pupuk subsidi, saya merasa kebingungan untuk membagi pupuk dengan stok yang minim ini, Sedangkan kebutuhan petani tinggi," ujarnya.

Ia khawatir dengan adanya ketidak seimbangan ini, akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan di masyarakat. Terutama kecemburuan sosial antar masyarakat.

Untuk meminimalisir permasalahan ketersediaan pupuk di masa tanam ini, maka kelompok Pemuda Tani Sawargi berinisiasi untuk membuat pupuk organik yang kandungannya sama dengan pupuk Urea, MPK, serta Phonska.

Baca Juga: Sebanyak 287 Peserta Lolos Seleksi CPNS Formasi 2019 Di Lingkup Pemerintah Kabupaten Pangandaran

Anwar Sidik, selaku Ketua Pemuda Tani Sawargi mengatakan bahwa, selain salah satu Langkah solutif untuk meminimalisir permasalahan ketersediaan pupuk.

"Ini menjadi suatu peluang bagi para pemuda untuk berinovasi menciptakan sebuah karya nyata, serta menjadi peluang usaha yang amat menjanjikan," katanya. ***

Editor: Ahmad Ramadan

Tags

Terkini

Terpopuler