PRIANGANTIMURNEWS- Istilah Multiple Intelligence (Kecerdasan Jamak/ Kecerdasan Majemuk) ini jarang diketahui oleh khalayak ramai bahkan di sekitar ahli Pendidikan pun belum banyak dikenal.
Faktanya teori ini adalah lanjutan penelitian dari IQ (Intelligence Question), EQ (Emotion Question), dan SQ (Spiritual Question) yang dicetuskan oleh ahli psikolog dari Universitas Amerika Serikat, Howard Gardner yang mengingatkan kita bahwa kecerdasan yang selama ini fokus evaluasinya pada kognitif seperti komponen inti dari IQ, ternyata memiliki banyak keterbatasan dan tidak mampu meramalkan kesuksesan seseorang di masa depan.
Dikutip Priangantimurnews.com dari buku Melindungi dan mendidik Anak Dengan Cinta karya Erlinda dan Seto Mulyadi.
Berdasarkan hasil penelitiannya selama 30 tahun, professor ini meyimpulkan bahwa stigma kecerdasan itu sangat luas tidak terpaut pada bagus tidaknya nilai hasil evaluasi/ ranking saja, melainkan bakat minat yang patut dihargai oleh guru dan orangtua.
Sebagaimana ulasan Howard Gardner dalam karyanya Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences yang diterbitkan pada tahun 1983.
Teori tersebut menyatakan bahwa setiap anak memiliki kecerdasannya masing-masing yang menjadik keunikannya sehingga tidak bisa dibandingkan dengan anak lainnya.
Howard Gardner mengklasifikasi kecerdasan ke dalam 8 macam, diantaranya:
1.Kecerdasan Matematika-logika
2.Kecerdasan Bahasa
3.Kecerdasan Musikal
4.Kecerdasan Kinestetik
5.Kecerdasan Interpersonal
6.Kecerdasan Intrapersonal
7.Kecerdasan Naturalistik
8.Kecerdasan Visual