Prof. Kartawan Sebut Ekonomi Syariah Bukan Hanya untuk Muslim Saja

- 17 Mei 2022, 18:18 WIB
Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Prof.H.Kartawan sebut ekonomi syariah berlaku bukan hanya untuk umat muslim saja tetapi bagi semua.
Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Prof.H.Kartawan sebut ekonomi syariah berlaku bukan hanya untuk umat muslim saja tetapi bagi semua. /PRITIM PRMN/EDI MULYANA/

PRIANGANTIMURNEWS- Kota/Kabupaten Tasikmalaya secara nasional dikenal dengan sebutan pusatnya lembaga pendidikan Pondok Pesantren. Maka tak heran jika di beri julukan Kota Santri.

Nama julukan Kota Santri pun di perkuat dengan adanya Peraturan Daerah (Perda) No 7 Tahun 2014 tentang tata nilai kehidupan masyarakat yang religius. Kehidupan masyarakat religius.

Pemerintah daerah membuat Perda tata nilai cakupannya, tak hanya mengenai religius, tetapi juga mencakup tentang perekonomian syariah yang ada di Kota Tasikmalaya.

Baca Juga: BREAKING NEWS, Jokowi Izinkan Masyarakat Tidak Bermasker Saat Diarea Terbuka

Perda tata nilai ini pun berlaku tidak hanya bagi umat muslim saja tetapi berlaku bagi seluruh masyarakat Kota Tasikmalaya Jawa Barat.

"Jadi ekonomi syariah itu bukan hanya untuk orang orang Islam saja." kata Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Kota/Kabupaten Tasikmalaya, Prof H.Kartawan kepada priangantimurnews.pikiran-rakyat.com Selasa 17 Mei 2022.

Islam itu rahmatan lil alamin, maka ekonomi syariah berlaku untuk semua. Jadi untuk kegiatan ekonomi, semua umat harus menjalankan nya secara syariah,

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Skema Penyelenggaraan Ibadah Haji 1443 H Tahun 2022 M

"Tetapi untuk ritual, silahkan menurut agama dan kepercayaan nya masing masing."kata, Kartawan usai menghadiri halal bihalal di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tasikmalaya.

Sebagaimana dijamin oleh undang undang dasar, disitu juga ada lakum dinukum waliyadin dan pertanyaan nya apakah semua kegiatan bisnis harus syariah? Jawabannya semua bisnis harus syariah.

"Tapi tidak harus berlabel syariah. Namun praktek nya seperti tidak ada tipu menipu, tidak ada ketidakpastian, tidak ada suap menyuap. Itu berlaku secara universal, bukan hanya islam."ujarnya.

Baca Juga: Begini Keseruan Jordi Amat Pemain Eropa Nonton Timnas U-23 SEA Games

Kata, Kartawan, kita dari masyarakat ekonomi syariah berusaha untuk lebih meningkatkan kesadaran menjalankan ekonomi secara syariah.

"Kadang kadang malu juga ketika ada orang Jepang, kata pak wali jual aja tasik kota santri. Begitu kita bicara, pada orang Jepang nya malah kami disana sudah menyediakan pariwisata syariah bagi temen temen muslim."katanya.

Terus ada pertanyaan, kalo di Tasik kota syariah nya dimana? Jadi tugas berat disamping tadi di tasik itu tadi ada tata nilai, yang salah satu pasal nya mengharapkan ekonomi secara syariah.

"Ada banyak hal yang sebenarnya anak anak kita sudah belajar terutama soal kejujuran. Tapi fakta nya masih sering ketika tawar menawar, ketika kita nawar dengan harga kecil, terus penjual nya bilang saya rugi, pedahal fakta nya itu sudah untung."ujarnya.

Baca Juga: Hadapi Timnas Indonesia di Semi Final Sea Games 2021, Begini Komentar Alexandre Polking

Memang kita banyak tuntutan nya, justru dari pihak luar, seperi saya di Jakarta ditanya oleh komisaris BNI, kan tasik itu kota santri, tetapi kenapa kredit macet nya tinggi?

"Kan katanya kota santri itu banyak kiyai, ustad. Saya jawab memang nya kenapa kalo kota santri, abu jahal juga ada di sekitar rosul. Jadi tidak di jaminan juga dengan nama santri banyak pesantren, tidak ada kemungkaran."ujar, Kartawan.

"Jadi disini kita berusaha memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat."ujar Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Kota Tasik dan Kabupaten Tasik.***

Editor: Agus Kusnadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah