“Kemudian Aremania juga merusak 2 unit Mobil Patwal Sat Lantas dan membakar 1 unit Truk Brimob dan 2 unit Mobil di pintu masuk depan Stadion Kanjuruhan,” ujar Nico Afinta.
Pada momen ini, gas air mata kembali ditembakkan aparat ke arah kerumunan suporter dengan tujuan untuk membubarkan Aremania.
Sementara itu, rombongan suporter yang masih berada di tribun tertahan dan berdesakan karena jalan masih diadang oleh pagar besi pembatas pada jalur yang dilalui.
“Akibat kejadian tersebut, banyak suporter Aremania dan aparat keamanan yang mengalami luka-luka,” katanya.
Suporter yang mengalami luka dan sesak nafas kemudian mendapat pertolongan pertama di ruang medis Stadion Kanjuruhan.
Namun karena korban terlalu banyak dan tidak bisa tertampung, korban lain dibawa ke rumah sakit setempat menggunakan ambulans, truk polisi, dan kendaraan lainnya.
Akibat kerusuhan tersebut, Nico Afinta mengatakan sebanyak 127 orang meninggal dunia dan 180 orang lainnya tengah menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit setempat.
"Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri," ujar Nico.***