Network
Hal ini, tentunya akan banyak merugikan mereka untuk mendapatkan pendidikan yang layak seperti yang didapatkan anak-anak yang tinggal di kota-kota besar dan lahir dari keluarga yang berada.
"Mungkin untuk kalian yang mempunyai laptop, smartphone dan internet kerugian yang kalian alami menjadi tidak begitu besar. But please, stop being so SELFISH!" Ungkap Cinta Laura dalam cuitan yang sama.
Baca Juga: Kelabui Bupati, Camat di Kabupaten Kediri lakukan Praktik Pungli terhadap Kades
"Banyak anak-anak Indonesia yang tinggal di tempat terpencil masih belum bisa dan belum siap melaksanakan pendidikannya secara digital! Tidak usah jauh jauh! Sekolah ini yang hanya 1 jam dari kota Jakarta pun masih belum bisa membangun access wifi, sinyal pun putus-putus dan banyak dari anak-anak ini harus menunggu sampai malam hari untuk mendapatkan koneksi yang lancar untuk bisa belajar," lanjutnya.
"Kebanyakan dari mereka juga sebenarnya tidak mempunyai smartphone, jika punya pun susah untuk bisa mengerti mata pelajaran dari layar kecil," sambungnya.
Maka dari itu, Ia pun mengingatkan kepada masyarakat untuk bersama-sama berusaha meminimalisir penyebaran COVID-19 tersebut, dan untuk tidak bersikap egois.
Ia juga mengingatkan bahwa anak-anak butuh bimbingan yang nyata. Jangan sampai sikap kita yang abai pada dampak penyebaran COVID-19 berdampak pada buruknya pendidikan yang didapatkan anak-anak tersebut.
"Children need guidance! Dan gak semua anak mempunyai bapak ibu yang bisa membantu mereka dengan pelajaran sekolah. We need to face the facts, guys! Banyak dari teman-teman kita diluar sana datang dari latar belakang dimana orangtua mereka tidak berpendidikan tinggi," ungkap Cinta Laura.
"Dengan sekolah online anak-anak ini sudah 1 tahun ketinggalan pelajaran. SO STOP BEING SELFISH! Kita yang tinggal di kota bisa WFH dan ' learn' from home. Tapi yang kena dampak terbesar dari kebodohan kita dan kalian adalah anak-anak dan orang-orang yang tidak memiliki fasilitas," lanjutnya.
"Yang sama! Indonesia negara yang besar dan yang aku perlihatkan hari ini hanya satu desa 1 jam dari Jakarta, guys! Sekarang kalian coba bayangkan sendiri berapa ratus ribu bahkan berapa juta anak-anak dengan nasib yang sama," sambungnya.
