Mesjid Agung Manonjaya Mengalami Kerusakan Parah Akibat Gempa Bumi Pada Tahun 2009, Simak Penjelasannya

- 23 Juni 2022, 22:48 WIB
Mesjid Agung Manonjaya.
Mesjid Agung Manonjaya. /PRITIM PRMN/MUZAMMIL ALISMA/

PRIANGANTIMURNEWS- Mesjid Agung Manonjaya mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi pada tahun 2009, simak penjelasannya.

Masjid Agung Manonjaya merupakan sebuah situs yang keberadaannya dilindungi Undang-undang Kepurbakalan,

Sebagai Benda Cagar Budaya (BCB), Mesjid Agung Manonjaya sangat mempertahankan gaya/arsitektur bangunan semenjak dahulu kala hingga sekarang.

Baca Juga: Prediksi Daftar 8 Besar Tim Sepak Bola di Piala Presiden 2022 Ada Persib Bandung!

"Arsitektur mesjid dari awalnya hanya bagian ini saja, (sembari menunjuk bagian utama mesjid) dan sangat dipertahankan dari dulu hingga sekarang,

Kalau yang depan itu merupakan bangunan tambahan, mengingat penduduk semakin bertambah, mesjid diperbesar, bergeser ke alun-alun yang ada di halaman masjid," kata Abdul Rojak selaku sesepuh Mesjid Agung Manonjaya.

Manonjaya adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya yang jaraknya 11 Km dari Ibu Kota Kabupaten.

Masjid Agung Manonjaya terletak di Kecamatan Manonjaya, yang tidak luput dari sejarah Kabupaten Sukapura,

Baca Juga: Tujuh Korban Pesawat Susi Air Berhasil Dievakuasi Personel Gabungan TNI-Polri

Kemudian namanya berganti menjadi Kabupaten Tasikmalaya.

Masjid Agung Manonjaya dibangun pada tahun 1832 M, yaitu pada masa pemerintahan yang dijabat oleh Bupati Sukapura bernama Kangjeng Dalem Wiradadaha ke VIII (1814 -1837M),

Dikomandani oleh Patih Raden Wiratanuwangsa yang bergelar Raden Tumenggung Danuningrat.

Pada tahun 1835 M, Daerah di sekitar Masjid Agung Manonjaya dijadikan pusat perdagangan dan perekonomian,

Karena digunakan sebagai anjang transasi jual beli para pedagang asal Jawa Barat dengan para pedagang asal Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Saat ini masjid tersebut masih berfungsi sebagai tempat peristirahatan para pendatang dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang hendak berziarah ke Patilasan Syekh Abdul Muhyi di Pamijahan.

Baca Juga: Resmi Sadio Mane Bergabung Bayern Muenchen, Dikontrak Hingga Tahun 2025

Karena menurut sejarah, Syekh Abdul Muhyi memberi hadiah berupa Kemuncak (Mustaka), ketika mesjid masih berbentuk mushola.

Mustaka adalah bagian puncak mesjid yang menjadi salah satu ciri penting atap masjid tradisional yang telah diadaptasikan dari elemen-elemen bangunan sakral,

perpaduan antara Islam dan Hindu pra-Islam di Jawa yang terbuat dari bahan perunggu.

Pada tahun 2009, Mesjid Agung Manonjaya terkena dampak bencana alam gempa bumi,

Dan mengalami kerusakan fisik yang cukup parah akibat bencana alam tersebut.

Baca Juga: Hasil Rakernas PDIP: Ini Agenda Kedepannya

"Pada tahun 2010, Mesjid Agung Manonjaya direnovasi kembali dengan mengajuan proposal pembangunan kembali Masjid Agung Manonjaya ke Menteri Kebudayaan dan Pariwisata,

tertanggal 7 September 2009 dengan modal awal sebesar Rp500 juta dari pemerintah," ujar Abdul Rojak.

Adapun total biaya merenovasi mesjid adalah sebesar Rp 4 M.

"Total biaya yang diperuntukkan merenovasi adalah Rp4 M, untuk kekurangannya banyak donatur yang memberikan sebagian hartanya untuk membantu merenovasi Mesjid Agung Manonjaya," tutupnya.

Saat ini, Mesjid Agung Manonjaya mengalami peningkatan yang cukup pesat,

Baca Juga: Kasdim 0612 Tasikmalaya Candra Berharap Program BSMSS Dimanfaatkan

Sebagai contoh, desain interior yang bagus dan di sekitaran mesjid terdapat taman yang dapat digunakan pengunjung untuk beristirahat sejenak (ni'is) dalam istilah sundanya.

Itulah Mesjid Agung Manonjaya yang mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi pada tahun 2009.***

Editor: Agus Kusnadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x