Jelang Lebaran Idul Fitri 1444 H, Penjual Cangkang Ketupat di Tasikmalaya Marema!

20 April 2023, 05:43 WIB
Tarmidi(48) penjual cangkang ketupat yang mangkal di Perum Bumi Resik Panglayungan Kota Tasikmalaya/Ade Advian Achmad/priangantimurnews/PRMN. /

PRIANGANTIMURNEWS- Tibanya Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran tidak akan lepas dari makanan tradisional yang legendaris yakni ketupat.

 

Makanan yang wajib terhidang di meja makan saat tibanya hari Lebaran ini merupakan makanan favorit sebagai kudapan keluarga di hari nan fitri.

Momen tibanya Lebaran dimanfaatkan oleh para pedagang cangkang atau bungkus ketupat yang sudah banyak ditemui di sekitar Kota Tasikmalaya.

Baca Juga: Selain Ketupat! Inilah 7 Jenis Makanan Khas Lebaran Terbuat dari Beras

Pantauan priangantimurnews.com pada Rabu, 19 April 2023 para pedagang cangkang ketupat ini sudah banyak yang mangkal untuk menjual cangkang ketupat yang terbuat dari daun kelapa muda atau janur ini.

Di jalur Jalan Gunung Sabeulah Kota Tasikmalaya, belasan pedagang sudah mulai mangkal menjual dagangannya dengan memanfaatkan trotoar di sepanjang jalan tersebut.

Di kawasan Pasar Cikurubuk dan Pasar Pancasila Kota Tasikmalaya penjual cangkang ketupat ini terlihat lebih banyak lagi.

 

Umumnya para pedagang menjual cangkang ketupat dengan menggelar dagangannya di trotoar.

Baca Juga: Ketupat Makanan Wajib di Hari Raya Idul Fitri, Berikut Ini Makna dan Asal usul Ketupat!

Tapi lain lagi apa yang dilakukan oleh Tarmidi (48) . Pria yang asli dari Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya ini memakai mobil dalam menjual cangkang ketupatnya.

Ditemui priangantimurnews.com di depan UPTD Puskesmas Panglayungan Perum Bumi Resik Panglayungan pada Rabu malam, 19 April 2023, Tarmidi mengaku bahwa dia menjual cangkang ketupatnya dengan menggunakan mobil agar lebih efisien dan gampang berpindah tempat.

"Saya jualan cangkang ketupat agar gampang pindah tempat dan kalau turun hujan tidak berabe, " ujar Tarmidi.

Lebih lanjut, Tarmidi mengatakan bahwa dia menjual cangkang ketupatnya Rp7000 per 10 biji. Sementara daun kelapa muda atau janur yang menjadi bahan bakunya masih menurut Tarmidi di dapat dari daerahnya di Puspahiang.

Baca Juga: Mantapkan Operasi Ketupat Lodaya Seluruh Kendaraan Dinas di Cek

"Janur, saya dapat dari Puspahiang. Harga perbatang atau perdahannya Rp10 ribu dan saya ambil sendiri dari pohon kelapanya," ujarnya.

 

Tarmidi mengaku, omzet dia saat mangkal di Perum Bumi Resik Panglayungan terhitung lumayan.

"Alhamdulillah, Pak. Saya mangkal beberapa jam saja laku 300 biji," lanjut pria yang dalam berjualannya dibantu tiga orang saudaranya ini.

Di akhir perbincangan, Tarmidi berharap omzet cangkang ketupatnya akan lebih banyak laku lagi.

Baca Juga: Asal Usul, Arti dan Makna Ketupat yang Selalu ada di Idul Fitri

Ketupat yang identik dengan Lebaran ini akan tetap ada dan menjadi makanan favorit di momen hari kemenangan. Ketupat yang awal mulanya 'diciptakan' oleh Sunan Kalijaga ini memiliki filosofi mendalam.

 

Ketupat berasal dari bahasa Jawa yakni Kupat yang berarti 'mengaku lepat' atau mengakui kesalahan.

Ketupat atau kupat yang legendaris ini akan senantiasa dicari oleh umat Muslim terutama di momen-momen hari raya, salah satunya momen Idul Fitri. ***

Editor: Muh Romli

Tags

Terkini

Terpopuler