Presiden Soekarno Sosok Yang Gemar Bersemedi, Inilah Tujuannya

- 7 Agustus 2022, 07:47 WIB
Buku Presiden Soekarno.
Buku Presiden Soekarno. /ANTARA FOTO

PRIANGANTIMURNEWS- Presiden Soekarno merupakan sosok yang gemar bersemedi atau bertapa.

Tujuannya melakukan hal tersebut tiada lain untuk mendapatkan inspirasi dan ketenangan batin.

Cara Presiden Soekarno bersemedi yaitu dengan menyepi dan tujuannya bukan yang aneh-aneh hanya demi ketenangan jiwa guna memengaruhi kondisi pikiran dan akal sehatnya.

Sosok yang gemar bersemedi seperti Presiden Soekarno, subtansi dari bertapa yang lakukannya tiada lain untuk menata jiwa, hati dan perasaan agar lebih nyaman.

Baca Juga: Jadwal Sholat Hari Minggu 7 Agustus 2022 Untuk Kab. Bandung dan Sekitarnya. Waktu Terbit Lebih Awal

Soekarno adalah generasi modern yang suka bertapa dan menyepi demi mendapatkan inspirasi dan ketenangan batin.

Soekarno melakukan semedi atau tapa Brata, tidak ada sangkut pautnya dengan klenik masyarakat. Baginya, bertapa tidak masuk ke dalam kategori aktivitas mistik.

Meditasi atau bertapa hanyalah salah satu rangkaian hidup manusia yang tanahnya ada dalam hati, yaitu olah batin, olah rasa, dan olah hati.

Kalau pun ada tradisi bertapa yang berhubungan dengan klenik dan mistisisme, semua hanya bagian kecil dari cara manusia untuk mendapatkan sesuatu yang ditujunya.

Baca Juga: Jadwal Sholat Hari Minggu 7 Agustus 2022 Untuk Kab. Garut dan Sekitarnya. Waktu Duha Lebih Awal

Memang, masyarakat Indonesia masih percaya bahwa meditasi dan bertapa merupakan aktivitas mistik guna mendapatkan kekuatan supranatural atau mustika tertentu.

Semua itu sah-sah saja, tergantung bagaimana manusia memaknai istilah bertapa. Akan tetapi, subtansi dari bertapa adalah untuk menata jiwa, hati dan perasaan agar lebih nyaman.

Semua itu akan teraplikasikan dalam kehidupan manusia, yaitu lebih dapat mengendalikan emosi, pikiran dan perasaannya ketika berhubungan dengan orang lain.

Orang yang suka bertapa akan memiliki kemampuan untuk bertahan dan menyederhanakan persoalan pelik menjadi lebih ringan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Leo Hari Ini Minggu 7 Agustus 2022, Sedikit Tidak Nyaman Dalam Pekerjaan

Orang yang suka bertapa akan menganggap segala sesuatu, baik atau buruk, sebagai sebuah sebab akibat dari rangkaian kehidupan yang harus dijalani sebagai jalan takdir.

Pertapa akan menemukan solusi dan kebijakan dalam setiap menghadapi persoalan. Dengan kata lain, kesadaran emosionalnya menjadi lebih tertata.

Dalam beberapa cerita, Soekarno memang seorang pecinta spiritual. Ia suka bertapa di tempat sunyi dan merenungkan berbagai kondisi yang tengah terjadi.

Perjalanan spiritual ini, menempatkan Soekarno sebagai sosok pertapa yang andal. Warisan biologis dari orang tuanya tidak menghilang dalam diri Soekarno walaupun ia memiliki pemikiran kritis dan modern.

Soekarno masih menjaga ranah spiritualitas sebagai jalan hidupnya untuk mendapatkan ketenangan karena tidak semua jalan rasio dapat membuat manusia tenang.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Capricorn Hari Ini Minggu 7 Agustus 2022. Tetap Jaga Keuangan!

Baginya cara untuk mendapatkan ketenangan adalah dengan menyepi, bertapa, dan menyendiri seraya merenungkan segala aktivitas. Dan Soekarno telah mempraktikkan semuanya.

Laku spiritual yang terjaga membuatnya menjadi sosok yang tenang dan kalem, tetapi memiliki pemikiran cemerlang sehingga menakutkan bagi lawan politiknya.

Sosok Presiden Soekarno sebagai pertapa, kita tentu tidak bisa membandingkan dirinya dengan begawan, pendeta, atau kaum pertapa zaman dahulu kala.

Istilah bertapa memang sudah lazim terdengar bagi masyarakat, terutama masyarakat yang memiliki tradisi spiritual dan mistik yang sangat kental.

Bertapa adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kegiatan meditasi di tempat sunyi demi tercapainya ketenangan jiwa.

Ketika membaca istilah bertapa, maka kita akan di bawa pada sebuah keadaan dimana sosok pertapa sedang duduk bersila dibawah pohon raksasa.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Sagitarius Hari Ini Minggu 7 Agustus 2022. Kurangi Makanan dan Minuman Dingin

Laikknya Siddharta Gautama dengan tubuh kurus dan rambut menjuntai, duduk terpekur, mata terpejam berhari-hari, tidak makan dan tidak minum, serta menjauhi pantangan tertentu.

Masyarakat modern tentu heran dengan aktivitas bertapa orang zaman dahulu, dimana orang yang bertapa tidak diizinkan makan dan minum selama beberapa hari atau bulan sesuai aturan.

Ketika bertapa atau meditasi, sebenarnya manusia memang tidak membutuhkan makanan atau air. Hal ini membuat mereka kuat tidak makan dan minum dalam kurun waktu lama.

Partikel yang terkandung di dalam udara sangat kaya. Partikel itu masuk ke pori-pori kulit dan menjadi energi yang dibutuhkan bagi metabolisme tubuh. Inilah yang akan menguatkan orang untuk tidak makan dan tidak minum.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Buku Dunia Batin 2 Macan Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah