Ciamis Masih Kekurangan 1000 Ekor Sapi, Domba dan Kambing Suplus

20 Juni 2022, 21:47 WIB
Petugas melakukan pemeriksaan sapi di kandang milik peternak di wilayah Ciamis, Kabupaten Ciamis. Hewan ternak tersebut dipersiapkan untuk kurban, beberapa waktu lalu. /Nurhandoko/Pikiran Rakyat

PRIANGANTIMURNEWS - Maraknya Penaykit Mulut dan Kuku (PMK) berdampak kepada kurangnya pasokan sapi untuk korban di daerah.

Begitu pula dengan yang terjadi di Kabupaten Ciamis, jelang Hari Raya Idul Adha 1443 H Kebupaten Ciamis masih kekurangan sapi hampir 1.000 ekor.

Namun untuk persediaan domba dan kambing di Kabupaten Ciamis justru sebaliknya surplus.

Baca Juga: Dua Orang Bobotoh Meninggal Dunia, Stadion GBLA Dipasang Police Line Oleh Polda Jabar

Dikutip priangantimurnews.com dari Pikiran Rakyat, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Ciamis, Syarif Nurhidayat dampak dari wabah PMK, untuk kebutuhan idul adha Ciamis masih kurang sekitar 966 sapi

“Dalam suasana wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kami masih menghadapi kekurangan cukup banyak, sekira 966 ekor sapi, dari kebutuhan sebanyak 4.266 ekor,” kata Syarif Nurhidayat, kepada wartawan di sela Sosialisasi Pelaksanaan Kurban, Pemotongan Hewan Kurban dan Lalulintas Ternak dalam situasi wabah PMK, di Setda Ciamis, Senin 20 Juni 2022.

Menurut Syarif, hasil pendataan saat ini terdapat sekira 3.300 ekor sapi dan 81.000 domba dan kambing. Perkiraan kebutuhan ternak kurban sapi 4.266 ekor sapi dan 5.868 ekor domba dan kambing.

Baca Juga: Masih Ingat, Mantan Pemain Timnas Indonesia Jhonny van Beukering, Kini Bekerja Sebagai...

Dari data tersebut, sapi masih kurang, sebaliknya domba dan kambing berlebih. Untuk menutupi kekurangan.

"Kami berupaya mendatangkan hewan kurban dari daerah lain, dengan regulasi sangat ketat dan dinyatakan sehat, yang dilengkapi dengan SKKH (Surat Keterangan Kesehtanbn Hewan),” tuturnya.

Menyinggung lalulintas ternak, Syartif menambahkan , sejak akhir bulan Mei -14 Juni 2022 tercatat, Ciamis mengeluarkan atau menghirim 250 ekor domba dan kambing. Hal itu atas permintaan dari Kabupaten Bandung, Kabupaten Bogor, Kota Tangerang dan Tangerang Selatan.

Baca Juga: Cara Membersihkan Layar HP Yang Kotor Dan Berminyak Dengan Aman

Sedangkan untuk menambah stok kebutuhan, Ciamis mendatangkan sebanyak 109 ekor sapi dari Bandung, Trenggalek, Yogjakarta, Probolinggo dan Madura.

“Kami berharap sisa waktu yang ada, masih ada sapi kurban sehat yang datang,” ujarnya.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, hasil penelusuran petugas di lapangan pada pertengahan Bulan Mei melakukan pemeriksaan 52 ekor sapi dari 3 kandang. Hasil pemeriksaan 7 ekor sakit, lainnya sehat.

“Kami langsung melaporkan sapi yang sakit ke Balai Besar Veteriner di Subang. Alhamdulillah hasil pemeriksaan negatif PMK,” ungkap Syarif.

Baca Juga: WASPADA! Kenali Gejala Awal Terinfeksi Cacar Monyet yang Menyerang Manusia

Pada pemeriksaan berikutnya, tambah Syarif, petugas memeriksa 54 ekor sapi di 5 kandang, sebanyak 12 ekor sakit.

Dari hasil tes PCR menunjukkan 11 ekor sakit, positif PMK, sedangkan 1 ekor negatif.

Dalam perkembangannya 4 ekor sembuh, 5 ekor dipotong bersyarat, serta 2 ekor masih sakit. Sapi yang sakit ini diisolasi ketat, serta diberi pengobatan suportif.

Dengan demikian secara keseluruhan, sampai saat ini Ciamis masih aman PMK.
"Namun demikian kami juga boleh lengah, terus melakukan pemantauan serta mengimbau masyaraklat agar aktif melaporkan jika ada ternaknya yang sakit, untuk secepatnya diambil tindakan,” tuturnya.

 Baca Juga: Ciro Alves Mengalami Cedera, Diprediksi Tidak Main Saat Melawan Bhayangkara FC

Sementara itu Bupati Ciamis Herdiat Sunarya minta Disnakan Ciamis, camat, kepala desa hingga kepala dusun agar ikut aktif melakukan pemantauan lalulintas ternak. Hal itu merupakan salah satu upaya untuk mengantisipasi masuknya ternak sakit masuk ke Ciamis.

“Saya harap keseriusan semua pihak, termasuk dokter hewan, camat, kadus kerja keras memantau lalulintas ternak. Agar tidak kecolongan hewan sakit masuk Ciamis,” katanya.

Dia mengungkapkan,Hari Raya Idul Adha Tahun 2020, pada awal pandemi, perputaran ekonomi masyarakat mencapai Rp 100 miliar.

Dalam suasana wabah PMK saat ini, semua pihak lebih waspada dan hati-hati, sehingga pertumbuhan ekonomi dan pelaksanaan kurban dapat berjalan baik.

Baca Juga: Margarito kamis: Cara Berpikir Orang Oligarki, Bahwa Dalam Pembuatan Hukum, Maka Kendalikan Si Pembuat Hukum

“Untuk mengatasi kekurangan, harus jemput bola hewan kurban dari luar. Tentunya harus memenuhi persyaratan kesehatan dan layak kurban. Kalau yang asal Ciamis saya percaya tidak terpapar PMK,” katanya.(Nurhandoko Wiyoso)

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler