Jenazah Covid-19 Ditinggalkan di Jalan, Keluarga Akhirnya Memanggul Sendiri ke Makam

- 28 Januari 2021, 00:05 WIB
 JENAZAH terpapar Covid-19 di Pemakaman Cikadut akhirnya dibawa oleh keluarganya dikarenakan tak ada yang membawa ke liang lahat akibat protesnya petugas di lokasi di Pemakaman Cikadut, di Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung pada Rabu 27 Januari 2021.*
JENAZAH terpapar Covid-19 di Pemakaman Cikadut akhirnya dibawa oleh keluarganya dikarenakan tak ada yang membawa ke liang lahat akibat protesnya petugas di lokasi di Pemakaman Cikadut, di Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung pada Rabu 27 Januari 2021.* /Mohamad Iqbal Maulud/Pikiran Rakyat)/

"Dari tadi pagi ada tiga jenazah yang dateng, kita biarkan begitu saja dan jenazah tersebut terabaikan. Alasan kita berhenti memikul karena kita sudah diabaikan selama 11 bulan tanpa ada perhatian dari pemerintah. Mungkin saatnya sekarang pemerintah memerhatikan kita disini, bahwa kita itu ada disini," ucapnya.


Fajar juga berharap agar Pemerintah Kota Bandung menjadikan petugas jasa pikul makam Covid-19 sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) secara permanen.

"Kalau untuk itu, memang sudah ada informasi mau ada merekrut temen-temen kita, namun merekrut dimasa pandemi saja tidak permanen, padahal harapan kita maunya kita direkrut sebagai pekerja PHL permanen," ucapnya. 


Aksi tersebut akan dilakukan hingga ada keputusan dari Pemerintah Kota Bandung terhadap petugas jasa pikul. "Mungkin kita gelar sampai ada keputusan dari pemerintah kepada kita ya kejelasan. Kita sebenarnya sudah memaafkan, cuma alangkah baiknya, bila si pejabat tersebut meminta maaf kepada rekan-rekan kami yang sudah tersudutkan oleh di sosmed," kata Fajar.


Sementara itu keluarga jenazah yang terpapar Covid-19 akhirnya terpaksa harus menggotong peti dari tempat parkir hingga liang kubur secara mandiri di pemakaman tersebut.


Salah satu keluarga jenazah, Dede (60), mengaku kebingungan kenapa tidak ada yang menggotong peti jenazah adiknya itu. "Ambulan lama nunggu disana, alasannya gak ada orang untuk memikulnya. Kemudian, saya konfirmasi disini, memang orang yang mengangkat jenazah disini gak ada, makanya dari sana lama. Jadi akhirnya mau tidak mau keluarga harus turun tangan," ujar Dede di lokasi.


Dede pun mengaku tidak tahu dengan apa yang terjadi.‎ Ia pun merasa kebingungan karena harus memakamkan jenazah adiknya secara mandiri. Dede pun meminta bantuan kepada adik-adiknya untuk mengangkut peti jenazah tersebut.

"Tadinya juga saya bingung, masalahnya apa, saya engga punya APD nya, kedua saya kan ga biasa jadi harus bagaimana. Masalahnya kita ga biasa ya, itu adik adik saya semua yang bantu ngangkut peti," ucapnya.


Dede pun tidak mengetahui adanya aksi yang dilakukan oleh jasa pikul pemakaman Covid-19.

"Jelas kebingungan lah. Masalahnya kan kami tidak pengalaman gitu, umumnya kan kalau di rumah sakit sudah ada tim ya terus disini juga ada tim, ternyata pas disini istilahnya ada demo ya, aduh bagaimana ini, ada demo," ucapnya. 

Halaman:

Editor: Muh Romli

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x