Ketiga, Ramadhan perlu disambut dengan doa. Sebab, Ramadhan merupakan bulan yang penuh karunia dan kenikmatan beribadah, selain juga merupakan bulan yang penuh dengan tantangan untuk menahan nafsu, berbuat jahat, hingga untuk menggapai kemuliaan malam Lailatul Qadar.
Doa dapat meningkatkan optimisme sekaligus memberikan pengakuan kehambaan, bahwa tidak ada peristiwa tanpa kehendak-Nya.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer Hari ini Rabu, 23 Maret 2022 Ada Soal Kehidupan, Cinta, Karir, dan Kesehatan
Keempat, Ramadhan perlu disambut dengan tekad dan perencanaan yang matang. Hal ini tidak berkaitan dengan rencana terhadap menu buka puasa dan hal lain yang tidak substansial.
Namun, sebagai pengetahuan awal, orang-orang soleh terdahulu selalu merencanakan pengisian bulan Ramadhan dengan cermat dan optimis, seperti menentukan target berapa kali mengkhatamkan Al-Qur’an, berapa kali shalat malam, berapa banyak sedekah dan memberi makan orang berpuasa, berapa kali kita menghadiri pengajian dan membaca buku agama.
Kelima, umat Islam juga perlu mempersiapkan jiwa dan tubuhnya dalam menyongsong bulan Ramadhan. Rasulullah dan para sahabat memperbanyak puasa dan bersedekah pada bulan Sya'ban sebagai latihan sekaligus tanda kegembiraan menyambut datangnya Ramadhan.
Baca Juga: 8 Hal Yang Harus Kamu Ketahui Ketika Cewek Baru Patah Hati
Keenam, materi dan finansial menjadi bagian terakhir yang harus disiapkan umat Islam dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Hal ini tidak ditujukan untuk mempersiapkan menu sahur dan buka, sebagaimana bagian keempat di atas.
Namun, penyiapan materi ini digunakan untuk dapat menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan sebaik mungkin, seperti dengan memberi sedekah.***