Lima Keutamaan Puasa Muharram, Yuk Simak Baik-baik Jangan Dilewatkan

- 29 Juli 2022, 20:04 WIB
ilustrasi puasa muharram
ilustrasi puasa muharram / Freepik /

PRIANGANTIMURNEWS - Salah satu hari besar umat Islam sebentar lagi akan tiba. Umat Islam telah memasuki pekan terakhir bulan Dzulhijjah. Tahun baru Islam sudah di depan mata.

Kalender akan berganti dengan bulan Muharram dengan beragam keutamaan dan kebaikan yang melingkupi.

Karenanya, harus menyiapkan diri untuk menyambut bulan istimewa tersebut dengan ibadah terbaik, termasuk puasa.

Baca Juga: Inilah 3 Makna Muharram, Tahun Baru Hijriah yang Sangat Spesial Bagi Umat Islam

Mengapa puasa sangat dianjurkan untuk dilakukan di bulan Muharram? Hal tersebut tidak lepas dari keutamaan yang melingkupinya. Karena keutamaan puasa Muharram sangat banyak, yang di antara keunggulannya adalah 5 sebagaimana keterangan berikut:

1. Menjadi Puasa Paling Utama

Mengapa Puasa menjadi amalan yang utama?
Hal tersebut sebagaimana hadits riwayat Imam Muslim berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ. (رواه مسلم)

Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam. (HR Muslim).

Baca Juga: Amalan dan Do'a Awal Tahun Baru Islam 2022, 1 Muharram 1444 H, Lengkap Tulisan Arab, Latin dan Terjemahan

2. Mengisi Bulan Mulia

Bahwa puasa di bulan Muharram termasuk dalam keutamaan berpuasa dalam bulan mulia atau al-asyhurul hurum. Hal tersebut sebagaimana diriwayatkan dalam hadits berikut:

عَنِ الْبَاهِلِيِّ أَتَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَنَا الرَّجُلُ الَّذِي أَتَيْتُكَ عَامَ الْأَوَّلِ. قَالَ: فَمَا لِي أَرَى جِسْمَكَ نَاحِلًا؟ قَالَ يَا رَسُولَ اللهِ مَا أَكَلْتُ طَعَامًا بِالنَّهَارِ، مَا أَكَلْتُهُ إِلَّا بِاللَّيْلِ. قَالَ: مَنْ أَمَرَك أَنْ تُعَذِّبَ نَفْسَكَ؟ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ إِنِّي أَقْوَى. قَالَ: صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ بَعْدَهُ وَصُمِ الْأَشْهُرَ الْحُرُمَ. (رَوَاهُ دَاوُدَ وَابْنِ مَاجَهْ وَغَيْرِهِمَا)

Artinya: Diriwayatkan dari al-Bahili: Aku mendatangi Rasulullah SAW, lalu berkata: Wahai Rasulullah, aku adalah lelaki yang pernah mendatangimu pada tahun pertama? Rasulullah SAW bersabda: Dulu aku tidak melihat tubuhmu lemah? Al-Bahili menjawab: Wahai Rasulullah, aku tidak mengonsumsi makanan di siang hari, aku tidak memakannya kecuali di waktu malam. Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang menyuruhmu menyiksa dirimu? Aku menjawab: Wahai Rasulullah, sungguh aku mampu berpuasa (terus-menerus). Rasulullah SAW bersabda: Puasalah bulan sabar (Ramadhan) dan tiga hari setelahnya, dan puasalah pada bulan-bulan mulia. (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan selainnya).

3. Berpahala Sebulan

Puasa sehari dalam bulan Muharrram pahalanya sama dengan puasa 30 hari atau sebulan penuh.
Keterangan berdasarkan riwayat dalam sebuah hadits berikut ini:

عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ كَاَن لَهُ كَفَارَةً سَنَتَيْنِ، وَمَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا. (رواه الطبراني في الصغير وهو غريب وإسناده لا بأس به)

Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa. (HR At-Thabarani dalam Al-Mu’jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb namun sanadnya tidak bermasalah). (Abdul Adhim bin Abdul Qawi al-Mundziri, At-Targhîbu wat Tarhîbu minal Hadîtsisy Syarîf, [Beirut, Dârul Kutubil ‘Ilmiyyah], juz II, halaman: 70).

Baca Juga: Mardani Maming Mengaku Tidak Menghilang, Tetapi Ini yang Dilakukan Selama Ini

4. Melebur Dosa Setahun

Khusus puasa hari Asyura pada tanggal 10 Muharram, maka akan menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dalam hadits berikut:

عَنْ أَبي قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صِيامِ يَوْمِ عَاشُوراءَ، فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ. (رواه مسلم)

Artinya: Diriwayatkan dari Abu Qatadah RA: Sungguh Rasulullah SAW bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu menjawab: Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat. (HR Muslim).

5. Pembeda dengan Umat Yahudi

Khusus puasa Tasu’a pada 9 Muharram dan puasa 11 Muharram yang dijadikan pelengkap puasa Asyura pada 10 Muharram, menjadi pembeda umat Islam dengan umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura. Hal ini seperti diriwayatkan dalam hadits:

عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا مَرْفُوعًا: صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ (رواه أحمد)

Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA dengan status marfu (Rasulullâh bersabda): Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya. (HR Ahmad).

Baca Juga: Ini Doa Akhir dan Awal Tahun Baru Islam 1444 Hijiryah, Lengkap Lafal dan Terjemahannya

Di akhir hayat Rasullah SAW memang suka membedakan ritual umat Islam dengan umat Yahudi. Dalam konteks ini Al-Hafidh Ibnu Hajar mengatakan maka tingkatan puasa Asyura itu ada tiga: yakni puasa hari Asyura saja. Atau puasa Asyura disertai puasa Tasu’a, serta puasa Asyura disertai puasa Tasu’a dan puasa 11 Muharram. (Ahmad bin Ali bin Hajar Al-‘Asqalani, Fathul Bâri Syarhu Shahîhil Bukhâri, [Bairut, Dârul Ma’rifah: 1379 H], juz IV, halaman: 245-246).

 

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x