Kamarudin Simanjuntak Ungkap Ada Perwira Berpangkat Komjen Takut Saat Tangani Kasus Ferdy Sambo. Cek Faktanya!

26 Agustus 2022, 07:33 WIB
Pengacara keluarga Brigadir J, Kamarudin Simanjuntak. /Tangkapan layar YouTube UP INFO

PRIANGANTIMURNEWS - Irjen Ferdy Sambo disebut-sebut begitu berkuasa di polri ketika menjabat sebagai Kadiv Propam.

Begitu powerfulnya Ferdy Sambo sehingga ada Jenderal bintang tiga Polri atau perwira berpangkat Komjen merasa takut saat tangani kasus tewasnya Brigadir J.

Semua ini diungkapkan pengacara keluarga Brigadir J, Kamarudin Simanjuntak saat menjadi narasumber.

Cerita ini berawal ketika Kamarudin membahas soal uang senilai 200 juta milik Brigadir J ditransfer ke rekening Bripka RR.

Baca Juga: 2022 K Global Heart Dream Awards Telah Mengumumkan Pemenangnya!

Kamarudin lalu menduga yang melakukan hal tersebut adalah Ferdy Sambo.

Ia lantas meminta PPATK untuk turut serta menyelidiki kasus pembunuhan Brigadir J yang diotaki oleh Ferdy Sambo.

Kamarudin kemudian mengaku ada Jenderal bintang tiga yang bercerita atau curhat kepada dirinya.

Jadi di sini ada kejahatan perbankan libatkan PPATK supaya terang, karena kalau disana terus yang menyidik.

"Jenderal bintang curhat ke saya", kata Kamarudin.

Menurut Kamarudin, Jenderal tiga tersebut merasa ketakutan saat menangani kasus Ferdy Sambo.

Baca Juga: Barcelona dan Bayern Munich Satu Grup Liga Champion, Thomas Muller Kirim Pesan Ini untuk Lewandoski?

"Abang terlalu berani kami aja ketakutan, kenapa kalian takut, harusnya mafia takut sama kita", kata Kamarudin meniru obrolannya dengan sang Jenderal bintang tiga.

Kamarudin mengaku tak tahu apakah jenderal bintang tiga itu tengah bercanda atau serius.

Akan tetapi menurutnya, Ferdy Sambo memang memiliki sosok pelindung.

"Saya enggak tahu bercanda atau enggak mereka, enggak tahu siapa kawan siapa lawan Ferdy Sambo ini walau bintangnya dua, ada yang backup dia", ujar Kamaruddin.

Kamaruddin kemudian menceritakan momen saat ia mengirim bukti pembunuhan Brigadir J ke penyidik.

Baca Juga: Persidangan Kode Etik FS Yang Unik hingga Isi Surat dari FS

"Sebagai bukti, ini saya mau ngirim bukti ke HP penyidik, nah penyidik yang ketakutan", kata Kamaruddin.

"Takut HP nya dipantau, ada juga penyidik yang menolak bukti", imbuhnya.

Di sisi lain, Menko Polhukam, Mahfud MD menyebut Irjen Ferdy Sambo dinilai merupakan sosok Jenderal Bintang lima di Polri.

Mulanya, Mahfud MD juga memuji kinerja Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam mengungkapkan kasus pembunuhan Brigadir J.

Mengingat kasus pembunuhan berencana tersebut diotaki oleh Ferdy Sambo yang notabenenya adalah pejabat tinggi di Polri.

Penyelesaian yang diambil Kapolri sudah sangat proporsional dan cukup cepat 1 bulan bisa selesai dalam kasus yang begini rumit dan begitu sensitif, ungkap Mahfud MD.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Leo Hari Ini Jumat, 26 Agustus 2022, Waktu nya Merencanakan Perjalanan Bersama Keluarga

Karena yang melakukan itu adalah pejabat tinggi Polri yang sebenarnya kalau dihitung bintangnya itu seperti bintang lima.

"Kadiv Propam itu bintang dua, tapi anak buahnya yang bintang tiga, Kepala Biro yang ada tiga yang seluruhnya tunduk pada ini, FS", imbuh Mahfud MD.

Mahfud MD lalu menyebut Ferdy Sambo adalah Jenderal bintang dua rasa bintang lima, karena ia ditakuti oleh banyak pihak.

Ferdy Sambo mampu menembak seseorang contohnya Brigadir J, lalu mengarang cerita terkait kejahatannya tersebut.

"Sehingga rasa-rasanya kalau di Polri itu Pak Sambo memang praktis bintang 5 karena semua takut pada dia"

"Rasanya semuanya bisa ditembak oleh dia dengan alasan apapun, nah itu yang menyebabkan ketika dia melakukan kejahatan, lalu dia membuat rekayasa, orang hampir percaya dia semua, bahwa itu tembak-menembak padahal itu karangan melibatkan 36 orang, yang mengatur skenario itu", kata Mahfud MD.

Susno ungkap kekuasaan seorang Kadiv Propam menurut Eks Kabareskrim Komjen Purn Susno Duadji seorang Kadiv Propam bisa menentukan hitam putih seorang aparat Polri yang ingin naik pangkat bersekolah hingga hal lain terkait promosi jabatan.

"Dia yang menentukan hitam putih seorang aparat mau promosi misalnya, seseorang yang sedang duduk di jabatan kalau dia diperiksa oleh Propam karena ada laporan terkait suatu masalah, bisa batal naik", ujar Susno Duadji.

"Soal hitam putih promosi jabatan seorang Kadiv Propam menjadi kepanjangan tangan Kapolri"

"Pasalnya laporan Kadiv Propam ke Kapolri ini jadi catatan khusus apakah seseorang anggota Polri akan digeser dari jabatan setelah itu atau tidak"

"Ini sampai ke bawah sampai ke Kapolres Indonesian", jelasnya.

Barulah kadiv Propam, lanjut dia melaporkan kepada Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kapolri apabila ada catatan khusus dari seorang aparat"

"Katakan saja perwira tinggi misalnya ada pengaduan masyarakat pelayanannya tidak bagus, atau diduga aparat terlibat melindungi narkoba, artinya Propam ini menentukan nasib seseorang termasuk karir aparat", tuturnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Virgo Hari Ini Jumat, 26 Agustus 2022, Hari yang Tepat Untuk Memulai Usaha Baru!

"Itu sudah lumrah dan bukan hanya di Polri tapi termasuk di Kementerian, di Militer, di institusi lain, orang-orang yang jabatan seperti ini ya yang menentukan nasib orang yang powerful di atas dia ini, ya Kapolri", jelas Susno.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: YouTube UP INFO

Tags

Terkini

Terpopuler